Tren PHK Disney Berlanjut, Giliran Pixar Pangkas 14% Karyawannya

Akibat kesalahan strategi penayangan konten.

Tren PHK Disney Berlanjut, Giliran Pixar Pangkas 14% Karyawannya
Kantor Pixar. (dok. Pixar)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Anak perusahaan Disney, Pixar, melanjutkan tren dari usaha induknya melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 175 karyawan atau sekitar 14 persen dari total tenaga kerja perusahaan.

Dikutip dari laman Variety, kabar PHK ini baru diumumkan manajemen Selasa kemarin (21/5). “Undangan kalender untuk berbicara dengan pemimpin perusahaan telah disampaikan kepada para karyawan, dan kami mengantisipasi untuk terhubung dengan semua orang yang terkena dampak,” ujar Presiden Pixar, Jim Morris seperti dikutip Variety, Rabu (22/5).

Isu PHK ini sudah tersebar di kalangan pegawai, namun sejak Januari 2024, kabar yang beredar mengindikasikan PHK mencapai 20 persen dari pekerja. PHK yang dilakukan tahun ini melanjutkan pemangkasan yang dilakukan Pixar pada pertengahan tahun lalu yang mencapai75 orang karyawan.

“Meskipun terdapat tantangan dalam industri kami selama beberapa tahun terakhir, Anda semua secara konsisten telah menunjukkan kontribusi, berkolaborasi, berinovasi, memimpin, dan melakukan pekerjaan hebat di studio ini,” kata Morris menutup catatannya yang disampaikan kepada para pekerja yang kena PHK. “Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.”

Disney telah melakukan PHK sepanjang 2023–mecakup sekitar 3,6 persen dari total jumlah karyawan sekitar 220.000 orang di seluruh dunia–yang menjadi upaya perusahaan untuk memangkas biaya.

Kesalahan strategi

Logo streaming TV, Netflix, disney plus, Amazon Prime, Hulu, HBO Max, Apple TV Plus. Shutterstock/Top_CNX

PHK tambahan ini, menurut Morris disebabkan oleh upaya perusahaan  mengurangi produksi serial langsung ke konsumen dan mendukung film layar lebar. Pixar yang dulu dianggap sebagai standar emas film keluarga, terus mengalami kesulitan sejak pandemi ketika penguasa perusahaannya di Disney menggunakan deretan merek animasi tersebut untuk menopang layanan streaming barunya.

Seperti diketahui,  beberapa film seperti “Soul”, “Luca”, dan “Turning Red” ditonton langsung ke Disney+ dan penonton keluarga menjadi terbiasa menantikan film-film tersebut di rumah.

Dampaknya, penonton pun menolak spin-off ‘Toy Story’, yakni ‘Lightyear’ yang dianggarkan US$200 juta. Hal ini menandakan kegagalan kedua berturut-turut Pixar setelah ‘Onward’ pada t2020–tepat sebelum bioskop tutup di masa Covid.

Salah satu film Pixar yang berhasil meraih pendapatan di luar perkiraan adalah ‘Elemental’, yang mencatatkan US$495 juta secara global. Meski begitu, pendapatan tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan yang diperoleh film-film Pixar sebelumnya.

“Selama Covid, kami melatih penonton untuk menonton film kami di Disney+. Saya tidak akan mengatakan bahwa ada banyak pilihan,” kata Morris.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Daftar Saham Afiliasi Para Calon Menteri dalam Pemerintahan Prabowo
Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Ini 3 Waktu Terbaik untuk Memulai Investasi Emas
Investor Asal Korsel dan Cina Bakal ke Indonesia Bawa Dana Jumbo