Penjualan Mobil Astra Turun Tapi Tetap Dominasi 55% Pasar Domestik

Penjualan mobil Astra turun 8,98% per September 2024.

Penjualan Mobil Astra Turun Tapi Tetap Dominasi 55% Pasar Domestik
Gedung Astra. (dok.Astra)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Grup Astra mencatat penjualan mobil bulanan pada September 2024 sebesar 40.096 unit, lebih rendah dibandingkan Agusttus sebesar 42.195 unit. Demikian pula secara tahunan, di mana penjualan September lebih rendah 8,98 persen, jika dibandingkan September 2023 sebesar 44.051 unit.

Meski begitu, berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), perusahaan masih menguasai hingga 55 persen penjualan mobil domestik. Adapun, total penjualan Astra sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024 mencapai 357.802 unit,

“Pasar otomotif nasional menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan total penjualan mobil secara wholesales mencapai 72.667 unit,” tulis Astra dikutip dari laporannya, Jumat (11/10).

Di tengah pelemahan permintaan penjuakan kendaraan, Head of Corporate Communications Astra, Boy Kelana Soebroto, mengatakan Astra akan terus menghadirkan produk berkualitas. "Dan memberikan layanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang didukung jaringan penjualan di seluruh Indonesia,” ujarnya. 

Beberapa merek-merek andalan perusahaan menyumbang penjualan Astra sepanjang September seperti Toyota, Lexus, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot.

Toyota dan Lexus, menyumbang penjualan terbesar dengan total 25.591 unit di bulan September. Diikuti oleh Daihatsu dengan 12.676 unit dan Isuzu dengan 1.670 unit. Sementara, penjualan kendaraan niaga seperti UD Trucks mencatatkan angka yang lebih kecil, namun tetap signifikan untuk menjaga diversifikasi portofolio Astra di sektor kendaraan komersial.

Penjualan mobil non-Astra

Mitsubishi, sebagai salah satu pesaing terdekat, mencatatkan penjualan sebanyak 8.165 unit, sementara Honda menyusul dengan 7.926 unit. Penjualan dari pabrikan lain, seperti Hyundai dan Wuling, meski tumbuh pesat, belum mampu menyaingi skala distribusi dan jaringan pemasaran Astra.

Chery dan BYD, sebagai pendatang baru yang masih berkembang di Pasar Domestik, juga mulai mencuri perhatian. Pada September, Chery menjual 673 unit kendaraan, sedangkan BYD mencapai 2.075 unit, berkat peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.

Sementara itu, Astra juga menunjukkan performa kuat di segmen Low-Cost Green Car (LCGC), yang mencatatkan penjualan sebanyak 10.222 unit pada  September 2024. Pangsa pasar Astra di segmen LCGC ini mencapai 70 persen, memperlihatkan dominasi perusahaan di segmen kendaraan yang ramah lingkungan dan terjangkau bagi masyarakat.

Walau begitu, pencapaian segmen LCGC ini juga ,mengalami penurunan bila dibandingkan September 2023 yang mencapai 12.150 unit.

Meskipun penjualan mobil di Indonesia mengalami peningkatan, tantangan di sektor otomotif tetap ada, termasuk fluktuasi harga bahan baku, kebijakan pemerintah mengenai kendaraan listrik, dan persaingan dari merek-merek baru.

Astra berharap dapat terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi otomotif global, seperti kendaraan listrik dan otonom, yang diprediksi akan semakin mendominasi pasar di masa depan.

“Kami berharap dapat terus berkontribusi positif bagi industri otomotif nasional,” kata Boy Kelana.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil