Jakarta, FORTUNE – PT Pupuk Indonesia (Persero) Tbk mencatat benefit hingga Rp1,8 triliun melalui ajang Inovasi antar anak perusahaan Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI), selama tiga tahun penyelenggaraan.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan inovasi pada industri pupuk memegang peran krusial mengingat peran strategis Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan keberlanjutan industri dalam menjawab berbagai tantangan masa depan, seperti dinamika perekonomian dan geopolitik dunia sampai isu perubahan iklim yang cukup mempengaruhi rantai pasok pangan global.
“Seleksi inovasi dilakukan mulai dari level anak perusahaan, kemudian dilakukan agregasi dan dilombakan kembali di level holding. Proses agregasi dan kompetisi ini dilakukan agar ada transfer knowledge antar anak perusahaan sehingga penemuan di satu anak perusahaan bisa diterapkan di tempat lain dalam ekosistem Pupuk Indonesia Grup,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (6/9).
Pada PIQI 2024, Pupuk Indonesia mengusung tema Green Growth, sebagai upaya menjaring dan mengembangkan inovasi yang mampu menciptakan pertumbuhan usaha dan ramah lingkungan.
Dari 6.531 karyawan Pupuk Indonesia dan anak perusahaan yang ada, ajang ini berhasil mengumpulkan sekitar 4.684 karya inovasi yang terbagi dalam 3 kategori, yakni Growth, Digital, dan Sustainability.
Berbagai inovasi
Dalam PIQI 2024, para finalis yang mampu menjawab kebutuhan dan tantangan bisnis di emiten berkode PIHC ini, baik dari segi keandalan operasional, penekanan biaya produksi, peningkatan daya saing produk, hingga peningkatan efektivitas organisasi.
“Ini menandakan budaya inovasi sudah benar-benar melekat di pupuk Indonesia,” katanya.
Beberapa inovasi yang dimaksud tersebut, misalnya Pupuk Sriwidjaja Palembang yang memodifikasi unit daya hidrolik agar mempercepat waktu perbaikan aktuator hidrolik yang merupakan komponen vital untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin pada pabrik pupuk Urea Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Lain halnya Pupuk Kaltim, yang mendorong efisiensi energi dengan mengoptimalkan rasio batubara pada boiler, sehingga memberikan dampak positif pada efisiensi anggaran perusahaan.
Sedangkan, Petrokimia Gresik memperkenalkan pupuk Phosgreen yang berbasis fosfat dengan modifikasi rasio bahan baku, sehingga harganya lebih kompetitif dengan kualitas tetap terjaga. Produk ini bisa meningkatkan keterjangkauan harga pupuk non-subsidi di tingkat petani.
Pupuk Indonesia sendiri berhasil mengembangkan aplikasi digital terintegrasi di tingkat kios (i-Pubers), untuk menurunkan nilai koreksi sekaligus mempercepat proses penagihan subsidi pupuk. Aplikasi ini telah dijalankan oleh lebih dari 27 ribu kios dan meningkatkan kemudahan petani dalam menebus pupuk bersubsidi.