Riset: 77% Profesional Marketing RI Percaya Diri Gunakan Teknologi AI

Teknologi AI tak terhindarkan dan perlu adanya penyesuaian.

Riset: 77% Profesional Marketing RI Percaya Diri Gunakan Teknologi AI
ilustrasi developer AI (unsplash.com/Hitesh Choudhary)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Platform jaringan profesional berskala global, LinkedIn, melakukan riset terkait profesional di bidang marketing di seluruh dunia. Dari riset tersebut ditemukan bahwa lebih dari tiga perempat responden di Indonesia–sekitar 77 persen–percaya diri dalam memanfaatkan teknologi AI (Artificial Intelligence).

Riset yang mencakup 1.574 profesional marketing di seluruh dunia, termasuk 700 di antaranya berada di kawasan Asia-Pasifik ini, mengungkapkan mencapai 71 persen responden, percaya AI akan mengubah cara kerja mereka secara signifikan pada tahun depan. Bahkan, lebih dari setengahnya berharap teknologi AI dapat membantu mereka menjadi lebih produktif.

Head of Enterprise, LinkedIn Marketing Solutions, Asia Pacific, Matt Tindale, mengatakan bahwa hasil riset ini menunjukkan pentingnya membuat kampanye yang berkesan dan meningkatkan nilai brand. “AI memiliki potensi untuk meringankan pekerjaan CMO B2B, sehingga mereka bisa fokus pada aspek yang lebih strategis dan mendedikasikan lebih banyak waktu untuk membuat kampanye kreatif,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia, Kamis (5/10).

Peluang

Ilustrasi AI Generatof/Dok. Google

Menurut Tindale, banyak (Chief Marketing Officer) CMO perusahaan B2B (Business to Business) merasa tertekan untuk mencapai hasil maksimal dengan sumber daya terbatas. “Hal ini sering kali membuat mereka memprioritaskan kebutuhan bisnis jangka pendek di atas upaya strategis jangka panjang,” katanya.

Oleh karena itu, penggunaan teknologi AI akan membuka peluang bagi para profesional marketing membuat kampanye kreatif yang berdampak pada pekerjaannya. Di Indonesia, 6 dari 10 profesional marketing saat ini menggunakan AI, dan lebih dari separuhnya atau sekitar 54 persen, bereksperimen dengan perangkat seperti ChatGPT.

Ketika perusahaan berupaya untuk memanfaatkan kreativitas dalam membangun brand awareness, kata Tindale, teknologi AI akan memungkinkan profesional marketing fokus pada pekerjaan bernilai lebih tinggi seperti berinteraksi dengan konsumen.

Peningkatan penggunaan

Ilustrasi artificial intelligence. (ShutterStock/Jirsak)

Sementara itu, riset lain yang dirilis LinkedIn, yakni ‘B2B Marketing Benchmark’ menunjukkan bahwa 75 persen pemimpin profesional marketing B2B secara global berencana meningkatkan penggunaan teknologi AI generatif dalam setahun ke depan.

Di Indonesia, para profesional marketing juga berencana menggunakan AI untuk tugas sehari-hari, seperti merangkum artikel dan video yang panjang (80 persen), membuat draft awal konten tertulis dan presentasi (78 persen), serta membantu mereka memecahkan masalah (79 persen).

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil