Riset: Konsumen Indonesia Memilih Jenama Lokal Jadi Preferensi Belanja

Didukung masifnya potensi ekonomi kreator di Asia Pasifik.

Riset: Konsumen Indonesia Memilih Jenama Lokal Jadi Preferensi Belanja
Ilustrasi belanja online. (Pixabay/Preis_King)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Selepas masa pembatasan pandemi Covid-19, konsumen Indonesia lebih memilih jenama lokal sebagai preferensi belanja.

Perusahaan analisis tren bisnis, WGSN, dalam riset ‘Asia: Markets to Watch 2023’ melaporkan, konsumen Indonesia tengah memasuki tren hyperlocalism. Hal ini sejalan dengan ketahanan ekonomi Indonesia yang mencatatkan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,31 persen pada 2022.

Asia-Pacific Consultant WGSN, Anya Suhardi, mengatakan hyperlocalism akan membuka peluang bagi merek dalam negeri untuk saling berkolaborasi menciptakan produk yang memiliki nilai warisan budaya. “Inisiatif tersebut juga didukung oleh potensi ekonomi kreator yang masif di kawasan Asia Pasifik dengan nilai belanja US$1 triliun (setara dengan sekitar Rp15 kuadriliun),” katanya melalui keterangan resmi dikutip Kamis (8/6).

Pertumbuhan ekonomi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Markus Spiske)

Seiring perkembangan industri e-commerce yang masif, Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. “Sudah menjadi hal biasa bagi brand untuk bekerja sama dengan content creator guna meningkatkan penjualan dan visibiltas merek, terutama untuk konsumen berusia muda yang menunjukkan preferensi berbelanja produk lokal,” ujarnya.

Meskipun kawasan Asia Pasifik sudah memasuki era pascapandemi, tingginya kenaikan inflasi dan suku bunga tetap memicu kekhawatiran masyarakat mengenai kenaikan biaya hidup. Oleh karena itu, banyak konsumen yang semakin cermat dalam menentukan preferensi berbelanjanya agar sesuai dengan keinginan mereka di tengah tantangan ekonomi saat ini.

Tuntutan pekerjaan

ilustrasi live streaming YouTube (pexels.com/Los Muertos Crew)

Riset juga menemukan, sebagian besar perilaku konsumen di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, memiliki preferensi untuk mencari hiburan karena tingginya tuntutan pekerjaan.  Ekonomi kreator akan memainkan peran penting dalam membentuk tren konsumen di Indonesia.

Kreativitas pan-Asia yang terinspirasi oleh nostalgia dan gerakan ‘Support Lokal' akan menjadi kekuatan jenama lokal. Selain itu, gerakan ini juga dapat mendorong industri video game Indonesia yang memiliki berbagai nilai budaya lokal untuk mencapai potensi maksimalnya.

Pasar berkembang pesat

Ilustrasi muslim milenial. Shutterstock/SVRSLYIMAGE

Laporan ini juga mengungkapkan ada lima pasar di Asia Pasifik dengan industri ritel yang berkembang pesat, salah satunya adalah Indonesia. 

Indonesia merupakan negara dengan tingkat penetrasi internet tinggi sebesar 66 persen pada 2022, dengan komposisi demografi 52 persen dari 270 juta penduduk merupakan kaum milenial dan gen-Z yang mahir menggunakan teknologi digital.

Menurut riset, prioritas dan perilaku konsumen Indonesia ke depan akan ditentukan oleh pengaruh generasi muda yang semakin dominan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina