Ini Prospek Sektor Konsumen Saat Normalisasi Harga Komoditas
Ada sejumlah katalis bagi sektor konsumen.
Jakarta, FORTUNE - Normalisasi harga komoditas diproyeksi dapat berdampak positif terhadap emiten sektor konsumen atau barang konsumen (consumer goods) seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Pada April 2023, harga gandum dan CPO sudah menurun masing-masing 20 persen (ytd) dan 7 persen (ytd). Menurut Mirae Asset Sekuritas Indonesia, hal itu akan mengurangi biaya produksi para emiten tersebut. Ditambah lagi, konsumsi rumah tangga tercatat bertumbuh di kuartal pertama 2023, yani sebesar 4,54 persen, dibanding 4,48 persen pada periode yang sama pada 2022.
"Kami yakin sektor konsumen di Indonesia akan tetap kuat, ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kepercayaan konsumen," kata Analis Mirae Asset, Rut Yesika Simak, dilansir Selasa (23/5).
Per Selasa pukul 14.16 WIB, saham ICBP tercatat menguat 1,59 persen di harga Rp11.175. Begitu juga dengan saham UNVR yang naik 0,90 persen ke harga Rp4.460.
Katalis lain yang mendukung prospek sektor konsumen
Selain pertumbuhan konsumsi dan normalisasi harga komoditas, tingkat inflasi April 2023 yang melampaui ekspektasi analis juga menjadi sentimen positif bagi sektor konsumen. Salah satunya berkat Hari Idulfitri.
"Kami lihat ini sebagai peluang bagi perusahaan untuk fokus pada produk segmen premium, serupa dengan yang Unilver Indonesia lakukan saat ini," kata Rut Yesika.
Katalis lainnya adalah apresiasi rupiah, yang diprediksi akan berlanjut pada 2023. Hal tersebut bisa mendongkrak kinerja emiten berekspor berat, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Pada kuartal pertama 2023 saja, INDF dan ICBP membukukan pertumbuhan keuntungan valas secara signifikan, setelah kerugian valas di kuartal akhir tahun lalu.
Mirae Asset Sekuritas menyoroti saham ICBP sebagai pilihan utama di sektor konsumen, dengan target harga Rp12.500. Alasannya, karena pertumbuha kuat dari segi pendapatan dan laba bersih.
"Kami menyukai sifat produk ICBP yang defensif, yang menjadikannya pilihan menguntungkan di tengah ketidakpastian global," ujar Rut lagi.
Penjualan ICBP meningkat 11,37 persen (YoY) menjadi Rp19,14 triliun, dari sebelumnya RP17,18 triliun. Laba bersih ICBP juga melonjak 91,78 persen (YoY) menjadi Rp4,32 triliun.