SCG Ungkap Strategi Tekan Emisi Karbon Industri Semen Menuju NZE 2050

Industri semen di RI bisa jadi katalisator keberlanjutan.

SCG Ungkap Strategi Tekan Emisi Karbon Industri Semen Menuju NZE 2050
Panel surya di pabrik PT Semen Jawa. (dok. SCG)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT SCG Indonesia melalui anak perusahaan PT Semen Jawa, menginisiasi empat strategi dalam Roadmap Decarbonization jangka pendek sebagai upaya mengurangi dampak lingkungan dari proses operasi produksi semen dan merealisasikan net-zero emissions (NZE) pada 2050.

Presiden Direktur PT Semen Jawa & PT Tambang Semen Sukabumi, Peramas Wajananawat, mengatakan bahwa upaya ini merupakan komitmen inovasi baru, mulai dari operasional hingga produk ramah lingkungan.

“Dengan empat strategi utama, kami berharap dapat mengurangi jejak karbon secara signifikan dalam lima tahun ke depan sekaligus mendukung target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK),” ujarnya dalam keterangan rwsmi yang diterima Fortune Indonesia, Senin (23/12).

SCG bersama PT Semen Jawa, menjalankan bisnis dengan pendekatan Inclusive Green Growth yang mendorong kerja sama inklusif antara konsumen, pemasok, komunitas, dan karyawan untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat rendah karbon guna mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif.

Empat strategi

Peramas Wajananawat, Presiden Direktur PT Semen Jawa & PT Tambang Semen Sukabumi. (dok. SCG)

Menurutnya, ada empat strategi ini terangkum dalam Roadmap Decarbonization. “Kami percaya bahwa Industri Semen di Indonesia tidak hanya berperan sebagai pemasok bahan bangunan, tetapi juga dapat menjadi katalisator dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan,” kata Peramas.

Empat strategi Roadmap Decarbonization, tersebut di antaranya: 

  1. Memaksimalkan penggunaan bahan bakar alternatif
    Mengadopsi penggunaan bahan bakar alternatif serta menerapkan berbagai teknologi untuk mengoptimalkan proses produksi. Hingga saat ini, penggunaan bahan bakar alternatif berhasil menggantikan sekitar 20 persen dari total penggunaan bahan bakar fosil. Ke depan, penggunaan bahan bakar alternatif akan ditingkatkan menjadi 70 persen pada tahun 2030.
  2. Mengembangkan produk eco-friendly
    Mengurangi faktor klinker dengan meningkatkan penggunaan supplementary cementitious materials (SMCs) berkualitas tinggi untuk menghasilkan semen dengan emisi karbon dioksida (CO₂) yang lebih rendah.
  3. Integrasi green energy
    Memasang panel surya yang mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 2,000 megawatt-jam per tahun untuk mengurangi penggunaan jaringan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.
  4. Peningkatan teknologi
    Mengoptimalkan proses pemulihan panas dalam pabrik, menangkap panas terbuang, dan mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan. Mempelajari dan mengembangkan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk mencapai target net-zero emission.

“Pada  2050, kami menargetkan untuk mencapai net-zero emission di seluruh sistem operasi bisnis kami. Ini adalah perjalanan yang panjang, namun setiap langkah yang diambil akan membawa kita semakin dekat kepada masa depan yang lebih berkelanjutan,” kata Peramas.

Related Topics

Industri SemenSCGNZE

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya