Serial ‘Joko Anwar's Nightmares and Daydreams’ Masuk Top 10 Netflix AS

Jadi satu-satunya serial Asia di Top 10 Netflix AS.

Serial ‘Joko Anwar's Nightmares and Daydreams’ Masuk Top 10 Netflix AS
Poster Joko Anwar's Nightmares and Daydreams. (Netflix)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Film serial NetflixNightmares And Daydreams’ karya sineas Indonesia, Joko Anwar, berhasil masuk ke dalam jajaran 10 besar TV Shows Netflix Amerika Serikat (AS), hanya dalam waktu enam hari setelah penayangan perdananya 14 Juni lalu.

Melalui unggahan media sosial–instagram dan X–Joko Anwar menyampaikan rasa syukur atas pencapaian yang berhasil diraih karya ini. “Kita bukan hanya menjadi representasi Indonesia di Top 10 TV Shows Netflix di US. Tapi represents Asia! Satu-satunya series Asia di Top 10 US! Sweeeet!!" tulisnya dalam salah satu unggahan di Instagram, Rabu (19/6).

Seperti diketahui, ‘Nightmares and Daydreams’ berada di posisi ke-10 dan bersanding dengan jajaran serial-serial ternama Netflix, seperti Bridgerton (season 3) di posisi teratas dan beberapa lainnya, seperti Sweet Tooth, Eric, sampai Dancing for The Devil.

Sementara, di Indonesia, ‘Nightmares and Daydreams’ berhasil menempati posisi pertama di 10 besar TV Shows Netflix.

Serial fiksi ilmiah

Sutradara Film 'Siksa Kubur', Joko Anwar. (Fortuneidn/Bayu Satito)

‘Nightmares and Daydreams’ adalah salah satu serial terbaru di Netflix yang bergenre fiksi ilmiah dengan balutan tema supernatural. Tujuh episode yang menjadi tonggak dari serial ini pun memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga menjadi pilihan serial yang segar bagi para penikmat film di Indonesia maupun dunia.

Dalam konferensi persnya (13/6), Joko Anwar yang berperan sebagai produser eksekutif dalam film ini, mengatakan bahwa meski mengangkat sebuah topik fiksi ilmiah yang mungkin lekat dengan dunia barat, ‘Nightmares and Daydreams’ tetap dibungkus dengan berbagai isu yang relevan dengan bangsa Indonesia.

"Cerita-cerita yang sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang dengan isu-isu yang sedang hangat dibicarakan dan kayaknya di beberapa waktu yang lalu sejak kita lahir sebagai negara Indonesia kita sudah memiliki masalah ini," kata Jokan. “Dari kehidupan sehari-hari dari isu sosial, politik yang kita alami.”

Joko mengatakan, serial ‘Nightmares and Daydreams’ memang ia buat berdasarkan ketertarikannya pada hal-hal terkait dunia sains dan supernatural, menyusul pertanyaan dari dalam dirinya tentang eksistensi alien di alam semesta.

“Namun, karena sudah banyak film atau serial yang menyajikan cerita alien dari luar bumi, kami memutuskan untuk menunjuk ke arah lain. Saya penasaran dengan kemungkinan alien muncul dari dalam bumi, dan ini akhirnya ide awal dari ‘Nightmares and Daydreams’,” katanya.

Proyek besar

Para pemeran serial Nightmares and Daydreams. (dok. IDNTimes/Rani Asnurida)

Joko Anwar mengatakan bahwa produksi ‘Nightmares and Daydreams’ adalah salah satu karyanya yang dibuat dengan skala terbesar. “Kami bekerja sama dengan lebih dari 60 aktor papan atas di Indonesia, saya mendatangi mereka dan membagikan ide proyeknya termasuk detil desain produksinya dan bagaimana kami menyajikannya,” ujarnya.

Adapun aktor-aktor yang teribat dalam serial ‘Nightmares and Daydreams’ antara lain adalah Ario Bayu, Fachri Albar, Nirina Zubir, sampai Lukman Sardi dan Asmara Abigail. Sementara, sejumlah nama sutradara muda pun ikut berkontribusi di dalam film ini, seperti Ray Pakpahan, Tommy Dewo, dan Randolph Zaini.

Selain itu, proses pembuatan serial ini ternyata memakan waktu yang panjang sejak 2021, mulai dari pra-produksi hingga pasca produksi dan akhirnya rilis di Netflix pada pertengahan Juni 2024.

Meski ada beberapa penggunaan teknologi Computer Generated Imagery (CGI) dalam pembuatan film ini, namun Jokan tetap mengandalkan efek praktis untuk membuat setiap adegan senyata mungkin.

“CGI dan segala macam hanya untuk melengkapi ketidakmampuan kita secara manusia, itu baru kita bikin," ujar Jokan. “Kami berusaha sebisa mungkin menggunakan efek praktis. Misalnya untuk episode 6, Hypnotized, ada beberapa adegan di mana terdapat sebuah menara jam yang besar. Itu benar-benar kami bangun, kami membangunnya dengan ukuran sesungguhnya.”

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil