Jakarta, FORTUNE – TikTok yang kini berkembang sebagai media sosial Shoppertainment, mengungkapkan, pembinaan komunitas pengguna TikTok–penjual maupun konsumen–menjadi sebagai salah satu cara untuk menjamin keberlanjutan bisnis.
Head of Global Business Solutions, Asia Pacific, Middle East, Africa & Central Asia, TikTok, Shant Oknayan, mengatakan engagement dan relevansi pengguna dengan konten yang dibuat para penjual menjadi salah satu faktor penting.
“Salah satu alasan orang menggunakan TikTok adalah karena mereka ingin terinspirasi dan menikmati berbagai konten yang ada di TikTok. Kami memastikan para penjual untuk tidak hanya membuat konten satu arah untuk menjual, namun lebih kepada konten yang interaktif,” ujarnya kepada Fortune Indonesia di TikTok Shoppertainment Summit 2023, Rabu (5/7).
TikTok berharap para penjual bisa membuat konten yang menghibur, menginspirasi dan memberikan nilai tambah bagi para konsumen, sehingga menampilkan produk lebih menarik dan mengarahkan para konsumen untuk membeli produk yang dijual. “Dengan teknologi yang dimiliki TikTok, kami ingin memastikan hadirnya konten yang tepat bagi komunitas (target pasar) yang tepat, dengan balutan inspirasi yang menarik,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dalam platform TikTok menghadirkan berbagai fitur bagi para penjual untuk membuat konten menarik, mulai dari tahapan ideasi dengan Creative Center; produksi dengan CapCut, TikTok Creator Marketplace, dan TikTok Creative Exchange; optimalisasi dengan Smart Fix dan Smart Creative melalui TikTok Ads Manager; dan evaluasi dengan Diagnosis Kreatif melalui TikTok Ads Manager.
Untuk membantu para penjual bisa terhubung dengan para kreator dan komunitas secara luas, TikTok pun memiliki berbagai fitur untuk mendorong pembelian, seperti TikTok Creator Marketplace, TikTok Creative Exchange, Video Shopping Ads, dan Live Shopping Ads. “Yang jelas (untuk Shoppertainment), semua harus berawal dari konten,” katanya.
Pengembangan
Menurutnya, ke depan TikTok akan terus mengembangkan pembinaan komunitas dan para penjual yang menggunakan platform TikTok untuk jual beli. Apalagi, pandemi menyebabkan pergeseran cara belanja dari yang tradisional satu arah, menjadi lebih kompleks, karena konsumen menginginkan pengalaman baru yang lebih bersifat interaktif dan terbuka.
“Kami akan mengembangkan fitur iklan secara lebih mendalam agar bisa meningkatkan bisnis, termasuk live shopping ads untuk bisa menarik konsumen lebih interaktif, konten-konten video pendek," katanya.
Kemudian, fitur komunikasi para penjual dengan konsumen secara realtime. TikTok juga akan semakin serius dalam mengulas setiap konten dengan berbagai kreativitas yang konsisten.
Selain itu, TikTok juga akan mengimprovisasi penggunaan mesin yang tertanam dalam sistemnya (creative assistant) untuk bisa lebih tajam dalam memberikan insights bagi para penjual, tentang konten yang relevan bagi para konsumen, tren yang sedang naik, bagaimana membuat kalimat yang menarik dalam menjual produk, yang akhirnya bisa menghasilkan konten yang semakin baik.
“Shoppertainment bukan tujuan akhir kami, namun menjadi salah satu komitmen kami, terutama di wilayah Asia Tenggara dan Asia-Pasifik yang menjadi salah satu pasar terbesar kami di seluruh dunia,” ujar Shant.