TikTok Optimalkan Peluang Bisnis Shoppertainment
Shoppertainment memadukan konten hiburan dengan berbelanja.
Jakarta, FORTUNE – Media sosial global, TikTok, kian gencar memadukan aktivitas berbelanja secara daring dengan konten-konten kreatif untuk menarik para konsumen dalam satu konsep yang disebut Shoppertainment.
Head of Global Business Solutions, Asia Pacific, Middle East, Africa & Central Asia, TikTok, Shant Oknayan, mengatakan banyak konsumen kini menginginkan konsep yang lebih terbuka untuk berbelanja sekaligus berpartisipasi secara interaktif dalam mengulas brand.
“Pengguna mencari konten yang autentik, video yang menginspirasi, dan pengalaman berbelanja yang baik selama musim Mega Sales yang berlangsung dari September hingga akhir tahun di Asia Tenggara, yang mencakup beberapa hari libur dan perayaan lokal dan regional,” ujar Shant dalam media briefing TikTok Shoppertainment Summit 2023, Rabu (5/7).
Menurut Shant, konten menghibur di TikTok mendorong produk lebih mudah ditemukan dan membuat proses penemuan produk terjadi dari mulut ke mulut (word-of-mouth). Dalam prosesnya, fenomena ini menggabungkan komunitas, hiburan, dan belanja.
Kolaborasi tiga elemen ini menciptakan perjalanan yang mulus dari penemuan produk ke pembelian dan selanjutnya. Berawal dari satu konten, kemudian dengan cepat menjadi trending dan menciptakan permintaan secara global.
Shoppertainment adalah perdagangan berbasis konten yang menyajikan sebuah hiburan dan edukasi terlebih dahulu, sebelum akhirnya mengarahkan konsumen untuk melakukan transaksi atas berbagai produk yang ditawarkan pembuat konten. “Ini menggabungkan konten dan komunitas untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang sangat imersif,” katanya.
Rumah bagi Shoppertainment
Secara global, TikTok terctata memiliki 1 miliar pengguna. Berdasarkan studi tentang perilaku konsumen selama Mega Sales di TikTok, yang dirilis 2023, tercatat sebanyak 81 persen pengguna mengatakan bahwa mereka akan berbelanja secara daring selama musim belanja tahun ini.
“Dengan basis pengguna bulanan lebih dari 325 juta di TikTok di Asia Tenggara, dan dengan lebih dari 15 juta bisnis yang ada di Asia Tenggara ini, TikTok adalah rumah bagi Shoppertainment yang memberikan pengalaman berbelanja yang benar-benar unik bagi konsumen dan jenama,” ujar Shant.
Menurutnya, tujuh dari sepuluh pengguna TikTok percaya pada konten yang ditonton bisa mengarahkan konsumen untuk membuat keputusan bertransaksi atas pembelian sebuah produk. Berikutnya, ada 77 persen dari pembelian yang terjadi melalui platform TikTok dipengaruhi oleh konten-konten hiburan yang disajikan TikTok.
Khusus untuk kawasan Asia-Pasifik, TikTok memperkirakan peluang perdagangan yang bisa terjadi berkisar hingga US$1 triliun pada 2025 nanti. Sementara, khusus untuk Indonesia, yang merupakan salah satu pasar terbesar TikTok di Asia-Pasifik, potensi perputaran uang yang terjadi pada 2025 bisa mencapai US$27 miliar.
Kisah Philips
Salah satu kisah sukses Shoppertainment yang terjadi di Indonesia dialami oleh jenama produk elektronik internasional, Philips. Melalui akun TikToknya, Philips menggunakan kombinasi tujuan optimasi dari solusi TikTok Ads, termasuk Broad Audience Targeting, Complete Payment Optimisation in addition to Custom & Lookalike Audience dari aktivitas mereka di TikTok Shop.
Materi iklan yang dikemas dalam konten pun menyoroti fitur produk utama dalam pengaturan rumah dengan ajakan bertindak (call-to-action) yang jelas untuk mengeklik tautan pembelian.
“Hasilnya, Philips melihat peningkatan return on ad spend (ROAS) sebesar 476 persen, CPA (Cost-per-Action) yang 80 persen lebih rendah, tingkat konversi 113 persen lebih tinggi, dan AOV (Average Order Value) 15 persen lebih tinggi dibandingkan dengan kampanye Video Shopping Ad mereka sebelum menggunakan penargetan audiens luas,” ujar Shant.