Investor Asing Hengkang dari Pasar Obligasi Asia pada Desember 2024
Investor asing tarik dana dari pasar obligasi Asia
Fortune Recap
- Investor asing tarik diri dari pasar obligasi Asia pada Desember 2024 karena tarif baru Trump, pelonggaran kebijakan moneter AS, dan penurunan ekspektasi pertumbuhan ekonomi regional.
- Penjualan bersih US$3,07 miliar tercatat di Indonesia, Thailand, Malaysia, India, dan Korea Selatan pada Desember 2024 setelah arus masuk asing tertinggi sepanjang tahun lalu.
- Pasar obligasi regional mengalami penurunan drastis menjadi US$3,53 miliar pada kuartal keempat 2024 akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi global dan rencana tarif pemerintahan Trump.
Jakarta, FORTUNE - Pada Desember 2024, Investor Asing menarik diri dari Pasar Obligasi Asia sepanjang bulan kedua berturut-turut, meskipun permintaan relatif tinggi sepanjang tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, wacana kebijakan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump, pelonggaran kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed), serta penurunan ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi regional.
Investor asing tercatat menjual obligasi senilai US$3,07 miliar di Indonesia, Thailand, Malaysia, India, dan Korea Selatan pada Desember. Ini terjadi setelah penjualan bersih sebesar US$2,12 miliar pada November, seperti yang tercatat dalam data otoritas regulasi dan asosiasi pasar obligasi.
Pada tiga kuartal pertama tahun lalu, pasar obligasi regional sebenarnya mengalami permintaan yang signifikan, dengan arus masuk asing mencapai US$36,88 miliar, angka tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Namun, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, arus keluar dari pasar obligasi Asia pada kuartal keempat 2024 mengalami penurunan drastis menjadi US$3,53 miliar.
"Kami memprediksi volatilitas pasar akan semakin meningkat pada tahun 2025, seiring dengan semakin jelasnya rencana tarif yang akan diterapkan pemerintahan Trump setelah pelantikan pada akhir bulan ini. Tentu saja, hal ini akan memengaruhi arus keluar portofolio dari kawasan tersebut," ujar Khoon Goh, Kepala Penelitian Asia di ANZ, dikutip dari Reuters pada Jumat (17/1).
Goh mengatakan, tantangan pertumbuhan domestik di Asia, kecuali Cina, semakin meningkat, yang pada akhirnya akan memengaruhi pergerakan portofolio dan arus keluar modal dari kawasan tersebut.
Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (PMI) pada Desember 2024 dari beberapa negara Asia, termasuk Cina dan Korea Selatan, menunjukkan adanya penurunan aktivitas pabrik. Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya ketidakpastian perdagangan di masa pemerintahan kedua Trump, serta pemulihan ekonomi Cina yang tidak stabil.
Salah satu dampak penarikan besar terjadi di pasar obligasi Korea Selatan, yang mengalami arus keluar US$2,38 miliar pada Desember 2024. Hal ini mengakhiri tren pembelian selama empat bulan berturut-turut, yang dipengaruhi oleh ketegangan politik pasca-deklarasi darurat militer dan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.
Pasar obligasi Indonesia juga mengalami arus keluar sebesar US$1 miliar, yang merupakan penurunan asing kedua dalam delapan bulan terakhir. Sementara itu, pasar obligasi Malaysia tercatat mengalami penjualan bersih sebesar US$310 juta. Namun, pasar obligasi India dan Thailand masing-masing berhasil menarik arus masuk sebesar US$445 juta dan US$172 juta pada bulan Desember lalu.
Ke depan, prospek pasar obligasi Asia akan sangat dipengaruhi oleh dinamika kebijakan global dan tantangan domestik yang berkembang, termasuk dampak dari pemerintahan Trump yang baru mulai bertugas.