Dekati Komunitas, Shokz Buka Gerai Pertama di RI

Pasar wearable global akan mencapai US$7,2 miliar di 2035.

Dekati Komunitas, Shokz Buka Gerai Pertama di RI
Shokz Monobrand Store di FX Sudirman. (dok. ERAL)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Erajaya Active Lifestyle (ERAL) membuka gerai Wearable audio open ear, SHOKZ pertama di Indonesia dengan membidik segmen komunitas pecinta olahraga. 

Head of Corporate Communications Erajaya Group, Djunaidi Satrio, mengatakan pemilihan lokasi FX Sudirman dinilai memguntungkan dan berada dekat dengan demografi target pengguna perangkat.

“Lokasi gerai berdekatan dengan kompleks olahraga serbaguna Gelanggang Olahraga Bung Karno yang setiap hari dipadati oleh masyarakat yang berbelanja sekaligus singgah di tengah aktivitas olahraga,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (18/12).

Dengan hadirnya Shokz Monobrand Store di FX Sudirman, konsumen bisa langsung mencoba perangkat di sela kegiatan olahraga serta mengenal berbagai produk baru Shokz, baik dari sisi keamanan dan daya tahan. “Kami yakni langkah ini bisa mendekatkan merek Shokz dengan para pengguna, terutama komunitas,” katanya.

Oleh karena itu, membuka gerai menurutnya menadi cara tepat untuk meningkatkan edukasi konsumen akan produk Shokz sekaligus mendekatkan diri dengan pasar untuk meningkatkan Penjualan berbasis komunitas.

Kinerja prospektif

Sepanjang tahun 2024, Shokz telah merilis beberapa varian, seperti OpenFit Air, OpenRun Pro 2, OpenSwim Pro dan OpenRun Pro 2 Kipchoge Edition.

Shokz memilki beberapa keunggulan dalam hal desain Open-Ear dan teknologi bone conduction yang memungkinkan pengguna untuk bisa menikmati musik sambil tetap sadar dengan situasi di sekeliling mereka. “Selain dari sisi kenyamanan, fitur ini memberi nilai tambah dari aspek keamanan, terlebih saat pengguna sedang berolahraga di luar ruangan,” ujarnya.

Djunaidi memperkirakan, pada tahun depan pasar gawai olahraga–seperti wearable audio atau smartwatch–terus akan bertumbuh. Bahkan, menurut riset IDTechEx, pertumbuhan pasar wearable global diperkirakan akan mencapai US$7,2 miliar atau Rp116,01 triliun (kurs Rp16.112,20/US$) pada 2035.

“Hal ini seiring dengan tumbuhnya kesadaran dari masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup lebih baik ditambah makin banyaknya fasilitas publik yang bisa digunakan,” kata Djunaidi. “Pada saat yang sama, pelanggan juga terus dimanjakan dengan pilihan produk yang makin beragam di pasar, mulai dari desain, fitur, serta rentang harga yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.”

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Inilah Orang Muda Berpengaruh pada Fortune Indonesia 40 Under 40: 2025
Jadi DPO, Adrian Gunadi Masuk Red Notice Interpol & Paspor Dicabut
GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 05 February 2025
GAPEKA 2025 Berlaku, Apa Saja yang Berubah?
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 04 February 2025