East Ventures Ungkap Proyeksi Pendanaan Startup pada 2024

Sektor iklim, kesehatan, dan rantai pasok potensial.

East Ventures Ungkap Proyeksi Pendanaan Startup pada 2024
East Ventures. (dok. EV)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Industri teknologi telah menghadapi serangkaian krisis dalam dua tahun terakhir. Ketidakpastian ekonomi global membuat kita harus lebih berhati-hati. Dalam periode ini, valuasi perusahaan startup menurun, ekonomi dunia mengalami stagnasi, inflasi menekan tanpa henti, dan potensi resesi global menghantui sektor ini.

Meskipun demikian, Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures mengatakan pihaknya optimistis bahwa ekonomi digital di Asia Tenggara memiliki posisi yang kuat untuk tumbuh pada siklus pemulihan ekonomi berikutnya. 

Menilik ke 2023, East Ventures membidik banyak peluang serta memberikan arahan dan dukungan intensif kepada perusahaan portofolio. Selain itu, terus berinvestasi dalam founder berbakat, dan menciptakan dampak positif dalam ekosistem. Kemampuan adaptasi tinggi dan kerja tim menjadi kunci utama East Ventures membidik investasi.

Dari 90 persen startup yang berada dalam tahap lanjutan (growth stage) dalam portofolio East Ventures, 30 persen berada di jalur menuju profitabilitas, 60 persen sudah menghasilkan profit, dan 10 persen sisanya masih berusaha untuk beradaptasi. 

Inisiatif kolaboratif di berbagai sektor

Dok. east ventures

Roderick menjelaskan, kepercayaan para investor (Limited Partners/LPs) terhadap strategi investasi juga semakin kuat. Tahun lalu, East Ventures berhasil menutup tiga dana baru.

Pada Mei 2023, East Ventures berhasil mengantongi US$250 juta dari penutupan pertama dan terakhir dari dana Growth Plus. Dana ini ditujukan untuk mendukung perusahaan portofolio tahap lanjutan (growth stage) dalam ekosistem yang berpotensi tinggi. 

Lima bulan kemudian, East Ventures mengidentifikasi adanya peluang membangun koridor investasi antara ekosistem bisnis di Asia Tenggara dan Korea Selatan, dan akhirnya mengumumkan "East Ventures South Korea fund in partnership with SV Investment" senilai US$100 juta. Dana ini diharapkan mencapai penutupan perdana pada semester pertama 2024.

"Baru-baru ini, kami mengumumkan dana pertama yang berfokus pada layanan kesehatan (Healthcare) sebesar US$30 juta yang didedikasikan untuk mendorong solusi layanan kesehatan inovatif di Indonesia," kata Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures dalam keterangan pers, dikutip Rabu (3/1).

East Ventures Healthcare fund akan memainkan peran penting dalam mendorong dan mengkatalisasi inovasi layanan kesehatan di Indonesia – yang merupakan bukti komitmen jangka panjang kami terhadap sektor kesehatan.

Dengan total penggalangan dana US$380 juta dari berbagai jenis dana, East Ventures berkomitmen pada tiga hal utama, yakni diversifikasi sektor, kolaborasi regional, dan membangun Asia Tenggara yang produktif dan sehat untuk saat ini, esok, dan generasi mendatang.

Pada tahun 2023, East Ventures berhasil menyelesaikan 63 deal, menyambut 29 perusahaan portofolio baru dan menginvestasikan hampir US$80 juta ke perusahaan portofolio tahap awal (seed) dan lanjutan (growth). Investasi tersebut tersebar di berbagai sektor, termasuk perusahaan pendukung e-commerce, biotech, Software as a Service (SaaS), kendaraan listrik, teknologi iklim, dan sebagainya.

Strategi dan prospek investasi di 2024

Dok. East ventures

Memasuki 2024, Roderick mengatakan masih akan dihadapkan pada situasi ketidakpastian. Ketegangan geopolitik di beberapa negara dan ketidakstabilan ekonomi global menyebabkan volatilitas yang besar.

"Namun, kami melihat tanda-tanda positif. Kami tetap waspada, memantau dengan cermat, dan fokus pada tujuan kami terlepas dari fluktuasi eksternal," katanya.

Roderick menuturkan, memasuki tahun ke-15 strategi East Ventures tetap sama, yakni mengidentifikasi dan berinvestasi pada founder dan peluang terbaik, terlepas dari kondisi baik atau buruk.

"Selain itu, meski kami melihat banyak prospek investasi di berbagai sektor, termasuk iklim (seperti transisi energi dan proyek terkait iklim), kesehatan, dan rantai pasokan, kami terus berinvestasi secara agnostik," ujarnya.

Dengan hampir 80 persen penetrasi internet di Indonesia, menurutnya Indonesia akan berada pada akhir era transisi konsumen ke era baru. Dalam kurun 10 tahun mendatang, Indonesia akan memasuki fase awal bonus demografi dan mencapai puncaknya sekitar 20 tahun ke depan.

Saat era itu tiba, diprediksi hampir 206 juta penduduk akan berada pada usia produktif dan secara potensial dapat memberdayakan tanggungan mereka. Mayoritas angkatan kerja di 10 hingga 20 tahun ke depan akan terdiri dari generasi digital yang dipimpin oleh Generasi Z dan didukung oleh generasi Milenial yang telah matang. Sebagian besar populasi produktif akan memasuki fase dewasa, memberikan peluang unik untuk mengubah Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi serta menciptakan peluang bisnis yang baru.

"Apakah generasi mendatang ini dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045 atau menjadi beban demografi, itu tergantung pada kesiapan kita untuk bersiap dan bertindak sekarang," kata Founding Partner East Ventures, Willson Cuaca.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil