Pasar Asia Tenggara Jadi Target Utama Produsen EV Cina

Langkah penting untuk pertumbuhan produsen EV Cina.

Pasar Asia Tenggara Jadi Target Utama Produsen EV Cina
BYD meluncurkan tiga mobil listrik di Indonesia hari ini, Kamis (18/1). (EKO.W/Fortune Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pasar Asia Tenggara kini menjadi tujuan utama produsen Mobil Listrik (EV) asal Cina, seiring meningkatnya hambatan perdagangan di negara-negara Barat.

Produsen EV Cina, baik yang besar maupun kecil, memiliki tujuan yang sama: go global. Salah satu produsen terkemuka, BYD, mengungkapkan rencananya agar pasar luar negeri menyumbang hampir setengah dari total penjualannya di masa mendatang, naik dari sekitar 16 persen saat ini. Demikian dilansir Fortune.com pada Selasa (3/9).

Ekspansi ke luar Cina, yang masih menjadi pasar mobil terbesar di dunia, menjadi langkah penting untuk pertumbuhan produsen EV Cina yang telah mengalami persaingan harga domestik yang ketat selama bertahun-tahun.

Penjualan global diharapkan dapat membantu mengembalikan margin keuntungan mereka. Sebagai contoh, mobil terlaris BYD di Eropa, Atto 3, dijual dengan harga sekitar 40.000 Euro, jauh lebih tinggi dibandingkan harga jualnya di Cina, meskipun sudah memperhitungkan biaya pengiriman dan lokal.

Namun, pasar Barat semakin sulit ditembus oleh produsen EV Cina. Kanada baru-baru ini mengikuti langkah Amerika Serikat dan Eropa dengan memberlakukan tarif tinggi terhadap mobil listrik asal Cina, yang dianggap tidak bermain sesuai aturan dengan menerima subsidi besar dari pemerintah. Produsen Cina menolak tuduhan ini dan mengklaim bahwa teknologi yang lebih baik dan efisiensi manajemen adalah kunci kesuksesan mereka.

Dengan adanya tarif ini, Asia Tenggara diperkirakan akan menjadi pasar paling penting bagi produsen EV Cina dalam waktu dekat, mengingat kedekatan geografis, iklim geopolitik yang lebih bersahabat, dan minimnya produsen otomotif domestik yang dominan. Pemerintah di Asia Tenggara cenderung tidak akan memberlakukan tarif tinggi untuk melindungi merek asing seperti yang dilakukan negara-negara Barat.

Investasi Cina dalam produksi lokal juga membantu memperlancar jalan masuk ke pasar regional ini. Merek-merek EV Cina seperti BYD dan Great Wall Motor sudah mulai membangun fasilitas di Thailand, yang dikenal sebagai pusat industri otomotif Jepang.

Selain itu, pandangan positif negara-negara Asia Tenggara terhadap Cina membuat lingkungan ini menjadi lebih ramah bagi produsen EV Cina untuk membangun merek dan kehadiran mereka.

BYD menguasai pasar Asia Tenggara

BYD telah menjadi salah satu pemain utama yang mengubah pasar otomotif di Asia Tenggara. Di Singapura, BYD menempati posisi kedua merek mobil terpopuler berdasarkan data penjualan semester pertama tahun ini. BYD juga masuk dalam sepuluh besar merek di Malaysia dan menjadi merek EV terpopuler di negara tersebut.

Namun, Thailand adalah fokus utama BYD, dengan investasi hampir setengah miliar dolar untuk fasilitas produksi lokal. Ketua BYD, Wang Chuanfu, mengklaim bahwa BYD kini menjadi merek EV terlaris di Thailand, dengan pangsa pasar lebih dari 40 persen di segmen kendaraan energi baru.

Selain BYD, merek-merek lain seperti Geely, Chery, dan Xpeng juga mulai memasuki pasar Asia Tenggara, menunjukkan potensi besar di kawasan ini.

Investasi lokal dan masa depan

Investasi Cina dalam fasilitas produksi lokal diperkirakan akan membantu produsen EV mengatasi tekanan tarif di pasar-pasar berkembang di masa depan.

Strategi ini mengikuti jejak produsen otomotif Jepang pada 1980-an, yang membangun pabrik di Amerika Serikat untuk menghindari tarif tinggi.

Dengan produksi lokal, produsen EV Cina dapat menurunkan harga mereka, menjadikannya lebih terjangkau bagi konsumen di pasar dengan pendapatan lebih rendah dibandingkan pasar maju.

Hsiao dari Macquarie Capital menyebut bahwa perbedaan harga antara BYD yang diimpor dan yang diproduksi di Thailand menunjukkan manfaat nyata dari produksi lokal, baik dalam hal harga maupun margin keuntungan.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

12 Tahun Dijual, Rumah Mewah Michael Jordan di Chicago Akhirnya Laku
Isak Tangis Sri Mulyani di Banggar DPR Usai Sepakati RUU APBN 2025
OnlyFans Cetak Rekor Pendapatan, Capai US$6,6 Miliar di 2023
Perbedaan Istana Garuda dan Istana Negara IKN, Jangan Keliru
Alibaba Pertahankan Kepemilikan 88 Miliar Saham GoTo hingga 5 Tahun
Bunga Acuan Turun, BI Proyeksikan Kredit Bank Tumbuh 12%