Jakarta, FORTUNE - PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menepis isu soal pemutusan hubungan kerja PHK terhadap sejumlah karyawan. Kabar mengenai PHK tersebut berembus pertama kali melalui cuitan akun X Worksfess (x.com/worksfess) yang mengunggah foto karyawan bertuliskan "Aku ga tau sesulit apa persaingan pasar di luar sana. Tapi lekas membaik Mayora".
Cuitan yang diunggah pada Senin, 29 Juli 2024 pukul 09.40 pagi tersebut cukup menarik perhatian netizen, hingga 31 Juli 2024 pukul 18.05 sudah mendapat 2,3 juta views dan 1.066 repost, dan 15,8 ribu likes. Fortune Indonesia sudah menghubungi pemilik akun tersebut, tapi hingga tulisan ini dimuat tak ada tanggapan.
Menyoal kabar PHK ini, Frida Surjawinata selaku HRBP Manager for SEA - Russia Region & HRBP Sales Marketing for Indonesia di PT Mayora Indah Tbk, membantah kabar tersebut.
"Berita itu tidak benar," kata Frida, saat dihubungi Fortune Indonesia (31/7). Di LinkedIn MYOR bahkan masih mencari talenta untuk beberapa posisi, seperti Quality Control Section Head dan Production Section Head.
Akan tetapi, dalam laporan keuangan perusahaan tahun 2023 tertera jumlah rata-rata karyawan perusahaan (tidak diaudit) masing-masing adalah 11.024 karyawan dan 11.854 karyawan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023 dan 2022. Terkait perbedaan jumlah karyawan ini, tak ada tanggapan lebih lanjut dari MYOR.
Laba bersih MYOR tumbuh 46,1 persen
Meskipun berembus kabar PHK, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun pada semester I-2024. Mengutip laporan keuangan, nilai tersebut meningkat sebesar 41,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai Rp1,2 triliun. Pertumbuhan laba ini didukung oleh kenaikan penjualan bersih yang mencapai Rp16,2 triliun pada semester I-2024, naik dari Rp14,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Beban pokok penjualan pada semester I-2024 tercatat sebesar Rp12 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang sebesar Rp10,8 triliun. Penjualan bersih yang dikurangi dengan beban pokok penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp4,1 triliun pada semester I-2024, meningkat dari Rp3,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, beban usaha penjualan menurun dari Rp1,8 triliun pada semester I-2023 menjadi Rp1,7 triliun pada semester I-2024. Sementara itu, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp417,8 miliar pada semester I-2024 dari Rp380,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun Total beban usaha pada semester I-2024 mencapai Rp2,1 triliun, turun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yang sebesar Rp2,2 triliun.
Oleh karena itu, laba usaha MYOR menjadi Rp2 triliun pada semester I-2024, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,7 triliun. Total aset per Juni 2024 tercatat sebesar Rp27,4 triliun, naik dari Rp23,8 triliun pada Desember 2023. Komposisinya terdiri dari aset lancar sebesar Rp17,4 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp10 triliun.
Dari sisi liabilitas atau utang per Juni 2024 tercatat sebesar Rp11,6 triliun, naik dibandingkan periode Desember 2023 yang sebesar Rp8,5 triliun. Liabilitas tersebut terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar Rp5,1 triliun dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp5,4 triliun.