Begini Strategi Mayora Capai Penjualan Rp34,2 T dan Bidik Pasar Baru
Uzbekitsan, Maroko, Bangladesh negara ekspor yang diincar.
Fortune Recap
- Mayora Indah membidik pendapatan Rp34,2 triliun dan laba bersih Rp 3,47 triliun tahun ini dengan strategi ekspansi dan pasar ekspor baru.
- Penjualan Mayora mencapai Rp10,83 triliun hingga April 2024, tumbuh 5,8 persen dari tahun sebelumnya, serta laba bersih perseroan melesat 49,4 persen.
- Mayora akan menggencarkan pemasaran dan rencana ekspansi pabrik dengan belanja modal sebesar Rp1,1 triliun serta pembagian dividen tunai sebesar Rp 55 per saham.
Jakarta, FORTUNE - Emiten makanan minuman, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membidik pendapatan Rp34,2 triliun dan laba bersih Rp 3,47 triliun tahun ini. Perseroan memasang sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut, seperti melanjutkan melanjutkan rencana ekspansi dan membidik pasar Ekspor baru.
Direktur Mayora Indah, Wardhana Atmadja mengatakan secara pertumbuhan, kinerja Mayora sepanjang Januari-April 2024 terpantau cukup baik, ditopang pertumbuhan penjualan di pasar domestik di hampir semua kategori produk dan divisi. Hal serupa juga menurutnya terjadi di beberapa negara tujuan ekspor.
Hingga April 2024, Mayora mencatatkan penjualan Rp10,83 trilijn, tumbuh 5,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara laba bersih perseroan tercatat Rp1,20 triliun, melesat 49,4 persen dari tahun sebelumnya Rp804 miliar.
“Oleh karenanya, 2024 kami optimistis menargetkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan 2023, yakni tumbuh 10 persen di topline dan secara proporsional akan diikuti kenaikan laba bersih,” ujarnya dalam paparan publik virtual di Jakarta, Rabu (12/6).
Sementara itu, Direktur Pemasaran Global Mayora Indah, Ricky Afrianto mengatakan untuk bisa mencapai target pertumbuhan tersebut, perseroan memiliki tiga strategi utama: yakni menggencarkan iklan dan pemasaran yang insightfull pada kategori mereka yang sudah, melakukan inovasi produk secara berhati-hati dan melihat lebih jeli potensi beberapa produk agar bisa masuk lebih dalam ke pasar luar negeri.
“Misalkan Kopiko yang bisa masuk di drama Korea,” katanya.
Untuk itu, perseroan menganggarkan 9-11 persen dari omzet untuk belanja iklan, termasuk untuk channel pemasaran tradisional (televisi) dan channel digital.
Sedangkan untuk target pasar ekspor baru tahun ini, Ricky mengatakan tengah membidik pasar Uzbekistan, Maroko, Bangladesh, Mauritius, Romania, Samoa dan Kongo.
Belanja modal
Selain menggencarkan pemasaran, Mayora juga akan melanjutkan rencana ekspansi pada beberapa pabrik perseroan. Direktur Mayora, Hendrik Polisar mengatakan, tahun ini perseroan menganggarkan Belanja Modal atau capex sebesar Rp1,1 triliun.
“Sekitar Rp1,1 triliun kami gunakan untuk menyelesaikan proyek-proyek yang ada di Balaraja dan Pasuruan dan Rp400 maintenance capex. Sedangkan, Rp743 miliar merupakan jumlah capex yang terserap sampai April 2024,” katanya.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar kemarin, Mayora juga mengumumkan rencana pembagian Dividen tunai sebesar Rp 55 per saham dari penggunaan laba bersih tahun buku 2023 senilai Rp 3,24 triliun.
Adapun, rasio dividen tersebut mencapai 37,9 persen dari laba bersih tahun 2023 atau sekitar Rp 1,23 triliun. “Tanggal pembagian dividen selambat-lambatnya 11 Juli 2024,” kata manajemen.