Jakarta, FORTUNE - Perusahaan Mobil Listrik asal Amerika Serikat, Tesla, telah menurunkan harga beberapa modelnya di pasar utama seperti Cina dan Jerman. Melansir Reuters pada Senin (22/4), langkah ini diyakini disebabkan oleh penurunan penjualan dan persaingan harga yang semakin meningkat dalam industri kendaraan listrik, terutama dengan produsen-produsen mobil dari Ciina.
Elon Musk, CEO Tesla, melaporkan bahwa pengiriman kendaraan global perusahaan ini pada kuartal pertama tahun ini mengalami penurunan, yang merupakan penurunan pertama dalam hampir empat tahun terakhir.
“Harga Tesla harus sering berubah untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan,” kata Musk dalam akun X miliknya.
Di Cina, Tesla memangkas harga Model 3 sebesar 14 ribu Yuan (sekitar Rp31,2 juta) dari semula 245.900 Yuan (sekitar Rp549 juta) menjadi 231.900 Yuan (sekitar Rp518 juta).
Di Jerman, Tesla juga telah menurunkan harga Model 3 dengan penggerak roda belakang dari 42.990 Euro (sekitar Rp740,5 juta) menjadi 40.990 Euro (sekitar Rp706,7 juta).
Edited.
Berimbas pada PHK
Seorang juru bicara Tesla mengungkapkan bahwa penurunan harga juga terjadi di berbagai negara di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Pada Jumat (19/4), Tesla memangkas harga beberapa model seperti Model Y, Model X, dan Model S di Amerika Serikat sebesar US$2.000. Selain itu, pada Sabtu (20/4), perusahaan ini juga menurunkan harga software Full Self-Driving dari US$12.000 menjadi US$8.000.
Menurut laporan, Tesla telah terlambat dalam memperbarui model-modelnya karena minat konsumen menurun akibat suku bunga yang tinggi, yang membuat mobil-mobil mahal kurang diminati. Di samping itu, di China—pasar mobil terbesar di dunia—pesaing-pesaing mobil listrik Tesla telah meluncurkan model-model dengan harga lebih terjangkau.
Elon Musk, CEO Tesla, sebelumnya berencana untuk mengunjungi India akhir pekan ini untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi dan mengumumkan rencana Tesla untuk memasuki pasar Asia Selatan. Namun, kunjungan tersebut ditunda karena alasan kewajiban di Tesla, menurut laporan dari Reuters.
Imbas penurunan penjualan dan persaingan ketat dalam pasar mobil listrik yang semakin meningkat, Tesla berencana untuk melakukan pengurangan jumlah karyawan secara global lebih dari 10 persen. Pemberitahuan ini berasal dari memo internal perusahaan yang ditulis CEO Tesla, Elon Musk, demikian dilaporkan oleh Reuters.
Menurut laporan tahunan, Tesla memiliki 140.473 karyawan di seluruh dunia pada Desember 2023. Namun, memo internal tidak memberikan informasi mengenai jumlah pasti karyawan yang akan terkena dampak dari pengurangan ini.