Jakarta, FORTUNE - Perusahaan minyak dan gas (Migas) Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil Corporation menyelesaikan Akuisisi terhadap Pioneer Natural Resources Company. Perusahaan telah mengantongi izin dari Federal Trade Commision (FTC) atas akuisisi bernilai US$60 milar atau sektar Rp961 triliun (kurs Rp16.022 per dolar AS) tersebut.
Akuisisi ini akan meningkatkan produksi Exxon hingga dua kali lipat di Permian Basin, ladang minyak terbesar yang terletak di kawasan Texas bagian barat dan New Mexico bagian tenggara.
Exxon pertama kali mengumumkan perjanjian penggabungan Pioneer Natural Resources pada Oktober 2023, dalam transaksi saham senilai US$59,5 miliar. Exxon mengatakan Pioneer Natural Resource merupakan pemimpin di Permian dengan basis aset yang unik serta SDM yang memiliki pengetahuan mendalam di industribya.
Kombinasi ini diharapkan dapat menghasilkan keuntungan dua digit dan memulihkan lebih banyak sumber daya menjadi lebih efisien, sekaligus mempercepat pengurangan emisi, kata Chairman dan CEO Exxon Darren Woods dalam siaran pers Oktober lalu.
Sementara itu, dalam keterangan terbarunya, ia mengatakan penggabungan ExxonMobil dan Pioneer menciptakan bisnis inkonvensional dengan potensi pengembangan keuntungan tinggi dan terbesar di Permian Basin.
Kolaborasi ini juga memungkinkan perusahaan memiliki lahan seluas lebih dari 1,4 juta hektar bersih di cekungan Delaware dan Midland yang diperkirakan memiliki sumber daya setara minyak sebesar 16 miliar barel. Volume produksi Permian ExxonMobil akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 1,3 juta barel setara minyak per hari (MOEBD), dibandingkan volume 2023, serta peningkatan menjadi 2 MOEBD pada 2027, dari estimasi sebelumnya .
Kombinasi Pioneer yang berbeda dengan teknologi, sumber daya keuangan, dan keunggulan pelaksanaan proyek terdepan di industri milik ExxonMobil diharapkan dapat menghasilkan keuntungan dua digit dengan memulihkan lebih banyak sumber daya, lebih efisien, dan dengan dampak lingkungan yang jauh lebih rendah.
“Aset utama ini sangat cocok untuk portofolio Permian kami dan memberi kami peluang lebih besar untuk penerapan teknologi, mendorong efisiensi operasional maupun permodalan dan memberi nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” kata Chairman dan CEO ExxonMobil Darren Woods. “Kombinasi kedua perusahaan ini akan memberikan manfaat bagi ketahanan energi dan perekonomian negara serta mempercepat target nol karbon Pioneer dari 2050 menjadi rencana tahun 2035.”
Dampak lingkungan
ExxonMobil memiliki sejumlah rencana untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca Scope 1 dan Scope 2 dari operasi non-konvensional Permian pada 2030. Dengan ditutupnya merger, ExxonMobil akan memanfaatkan rencana pengurangan gas rumah kaca Permian untuk mempercepat net-zero Scope 1 dan 2 Pioneer dengan target nol emisi dicapai dalam 15 tahun.
ExxonMobil juga akan menerapkan teknologi terdepan di industrinya untuk memantau, mengukur, dan mengatasi kebocoran gas metana guna mengurangi emisi metana dari perusahaan gabungan tersebut.
Dengan menggabungkan kemampuan operasi dan infrastruktur, ExxonMobil berharap dapat meningkatkan jumlah air daur ulang yang digunakan dalam operasi Permian hingga 90 persen pada 2030.