Pertamina Gandeng ExxonMobil Garap Teknologi Rendah Karbon
Penerapan teknologi itu untuk mencapai NZE 2060.
Jakarta, FORTUNE - Dua perusahaan energi international, ExxonMobil dan PT Pertamina (Persero), sepakat bekerja sama dalam urusan pengembangan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS). Komitmen itu diambil saat perwakilan kedua perusahaan bertemu di sela-sela perhelatan konferensi perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Akad disaksikan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri BUMN, Erick Thohir, Wakil I Menteri BUMN Pahala N. Mansury, dan Menteri ESDM, Arifin Tasrif.
Pertamina bakal mengembangkan penerapan teknologi rendah karbon untuk mencapai net-zero emission (NZE). Teknologi CCS diaplikasikan melalui penerapan proses injeksi CO2 di wilayah kerja Pertamina.
Proyek CCUS akan beroperasi pada 2026
Dalam pengurangan emisi di sektor hulu, Pertamina menginisiasi beberapa proyek CCUS pada lapangan migas dengan potensi pengurangan karbon dioksida hingga 18 juta ton. Salah satu pengembangannya berlaku di Lapangan Gundih, Cepu, Jawa Tengah. Pengembangan itu akan terintegrasi dengan teknologi enhanced gas recovery (EGR) dan berpotensi mengurangi sekitar 3 juta ton CO2 dalam 10 tahun, selain meningkatkan produksi migas. Proyek direncanakan beroperasi pada 2026.
“Penerapan teknologi CCUS merupakan bagian dari agenda transisi energi menuju energi bersih yang tengah dijalankan Pertamina. Teknologi rendah karbon ini akan mendukung keberlanjutan bisnis Pertamina di masa depan,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan resminya (2/11).
Tantangan dalam pengembangan CCUS terletak pada nilai investasi yang besar dan nilai keekonomian yang belum ideal. Dalam menjawab tantangan ini, Pertamina terus melakukan sinergi dan kerja sama dengan berbagai perusahaan migas dunia sehingga dapat mengakselerasi implementasi CCUS melalui transfer technology, pengembangan bersama dan peningkatan kapasitas.
Kerja sama Pertamina dan Exxonmobil telah terjalin sejak 1970
Kolaborasi ini akan memperkuat kemitraan strategis yang berkelanjutan antara kedua perusahaan migas yang telah terjalin sejak tahun 1970-an di sektor hulu dan juga di sektor hilir.
“Peluang yang dikaji kedua perusahaan di Indonesia, kombinasi dari kebijakan pemerintah yang tepat dan kolaborasi industri akan berpotensi memberikan dampak yang luar biasa di sektor-sektor yang menyumbang emisi tertinggi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara,”ujar Luhut.
Dalam rangka menghadapi perubahan iklim global, kata Luhut, penting kiranya untuk mengambil langkah-langkah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) demi mengatasi peningkatan suhu global agar tidak melebihi 1,5 derajat Celcius.
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan transformasi bisnis ke arah green economy, Pertamina mengejar target pemerintah dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 29 persen pada 2030 dengan usaha sendiri dan sebesar 41 persen dengan bantuan internasional.