ZARA hingga Bershka Alami Gangguan Pengiriman Imbas Konflik Laut Merah

Kontainer harus memutar rute menghindari Terusan Suez.

ZARA hingga Bershka Alami Gangguan Pengiriman Imbas Konflik Laut Merah
Salah satu gerai Zara. (Flickr/Mike Mozart)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE  - Inditex, peRitel Fesyen global sekaligus perusahaan induk yang menanungi brand Zara, Bershka dan Stradivarius mengalami penundaan pengiriman sekitar sepekan akibat krisis Laut Merah.

Beberapa kapal kontainer yang membawa produk merek-merek tersebut harus memutar rute menghindari Terusan Suez dan melakukan perjalanan di sekitar ujung selatan Laut Merah, Afrika.

Kelompok Houthi di Yaman terus melakukan serangan tanpa henti terhadap kapal-kapal di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia yang menangani 10 persen volume perdagangan dunia sejak November. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina selama perang Israel dengan Hamas di Gaza.

Akibatnya, beberapa peritel terpaksa mengubah rute pengiriman mereka melalui Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan, agar barang-barang tersebut tetap aman—meskipun ini berarti butuh beberapa hari sampai pelanggan mendapatkan produk fesyen terbaru.

“Biaya pengiriman mungkin meningkat akibat konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi dan pembengkakan biaya yang luar biasa,” kata Inditex dalam laporan tahunannya, dilansir dari laman Fortune, Sabtu (16/3).  “Operasi kami sejauh ini belum terkena dampak signifikan dari situasi ini,” tambahnya.

Inditex mengatakan gangguan pelayaran sejauh ini menjadi dampak utama terhadap bisnisnya akibat konflik di Timur Tengah.

Merek konsumen lainnya, seperti Ikea, juga melaporkan adanya gangguan pada rantai pasokan mereka dan menambah biaya akibat perubahan rute tersebut. Ketika serangan kelompok Houthi terus berlanjut, volume kapal pengapalan yang transit melalui Terusan Suez saat ini turun sebesar 50 persen secara tahunan, menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) minggu lalu.

Permintaan brand Zara Naik

Terlepas dari gangguan Laut Merah, Inditex, telah mengalami peningkatan kinerja dalam setahun  terakhir atau hingga 31 Januari 2024. Perusahaan asal Spanyol tersebut melaporkan peningkatan penjualan sebesar 10,4 persen menjadi €36 miliar atau sekitar US$39,2 miliar, serta lonjakan laba bersih sebesar 30,3 persen secara tahunan.

Pertumbuhan pendapatan ini tercatat melampaui pesaingnya jenama asal Swedia, H&M, lantaran berhasil mengikuti perkembangan tren fesyen dan mengelola inflasi dengan menjual pakaian dengan harga lebih tinggi, menurut laporan Reuters.

“Kinerja Inditex pada 2023 sangat luar biasa,” kata CEO Inditex Oscar García Maceiras dalam pernyataannya. Zara, serta cabang dekorasi rumah Zara Home, merupakan kontributor utama terhadap kinerja kuat Inditex.

Perusahaan ini membuka toko di 41 pasar berbeda pada tahun lalu, dan kini memiliki hampir 5.700 toko di seluruh dunia. Berita tentang pendapatan perusahaan membuat sahamnya mencapai level tertinggi sepanjang masa pada pekan lalu.

Sedangkan pada 2024, inflasi dan gangguan rantai pasokan kemungkinan akan terus terjadi, namun Inditex sudah melihat akan ada peningkatan belanja konsumen. Perusahaan mengatakan dalam laporan tahunannya bahwa penjualannya telah meningkat 11 persen pada 1 Februari dan 11 Maret dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil