10 Ciri Lowongan Kerja Bodong yang Perlu Diperhatikan Pencari Kerja

Penipuan dalam lowongan kerja terus berkembang.

10 Ciri Lowongan Kerja Bodong yang Perlu Diperhatikan Pencari Kerja
Ilustrasi pemagang. (Pixabay/Mohammed Hassan)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Aksi penipuan kerja masih marak terjadi di seluruh Asia setelah pandemi. Sayangnya, masih banyak orang yang terjerat oleh penipuan lowongan pekerjaan, khususnya pekerjaan yang didapatkan secara online.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, selama empat tahun terakhir dalam rentang 2020 - Oktober 2023, di kawasan Asia Tenggara tercatat ada lebih dari 3.317 warga Indonesia menjadi korban penipuan lowongan kerja online. Angka itu diprediksi terus bertambanh beberapa tahun mendatang.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023 juga menunjukkan 7,86 juta masyarakat Indonesia menganggur. Hal ini perlu diwaspadai oleh para pencari kerja dengan adanya kemungkinan muncul modus penipuan lowongan kerja baru dengan memanfaatkan keadaan saat ini.

SEEK platform dan marketplace online untuk perekrutan memberikan edukasi bagaimana membedakan lowongan kerja yang valid dan bodong, agar terhindar dari penipuan. Berikut 10 ciri-ciri utama yang harus diwaspadai dari sebuah lowongan pekerjaan penipuan menurut Head of Fair Hiring SEEK, Scott Stiles:

1. Panggilan telepon berulang kali

Para penipu sering kali melakukan panggilan telepon berulang kali, untuk mencoba memaksa kamu menerima tawaran dari mereka. Mereka sering kali mengatakan bahwa kamu bisa kehilangan kesempatan kerja jika tidak merespons atau menyetujui persyaratan mereka dengan cepat.

2. Permintaan informasi yang pribadi atau sensitif

Penipu yang ingin mendapatkan informasi sering kali akan langsung meminta informasi pribadi. Mereka mungkin meminta dokumen seperti bukti tempat tinggal atau buku tabungan. Namun, perusahaan-perusahaan terkemuka biasanya tidak meminta dokumen tersebut itu sampai proses wawancara atau orientasi.

3. Situs web perusahaan yang mencurigakan

Hampir semua orang dapat membuat dan mengelola situs web, namun para penipu sering kali membuat platform online yang menyamar sebagai perusahaan fiktif atau membuat sebuah situs seakan-akan merupakan perusahaan yang sah.

Salah satu hal yang juga patut diwaspadai adalah jika perusahaan tidak dapat dilacak dan tidak memiliki kehadiran online.

4. Janji dan tawaran pekerjaan yang tidak realistis

Waspadai lowongan pekerjaan yang menjanjikan gaji tinggi atau tunjangan yang terdengar terlalu menggiurkan. Para penipu sering menggunakan tawaran menarik ini untuk memikat korban yang tidak menaruh curiga.

5. Cara komunikasi yang tidak profesional

Perhatikan bahasa, tata bahasa, dan nada komunikasi secara keseluruhan. Perusahaan yang benar biasanya mempertahankan sikap profesional dan sopan. Jika kamu melihat banyak kesalahan pengejaan, bahasa yang tidak rapi, atau komunikasi yang tidak konsisten, ini bisa menjadi tanda penipuan.

6. Tidak memerlukan proses wawancara

Berhati-hatilah jika proses perekrutan tidak memerlukan proses wawancara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mementingkan kepribadian Anda atau seberapa baik kamu dalam menyelaraskan diri dengan budaya perusahaan mereka.

7. Mengirimkan tautan yang mencurigakan dan berbahaya

Berhati-hatilah saat mengklik link selama proses lamaran kerja, karena link tersebut dapat mengarah pada aplikasi palsu yang dirancang semata-mata untuk mengambil informasi rekening bank atau kartu kredit.

8. Persyaratan dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas

Lowongan pekerjaan asli memberikan tanggung jawab dan persyaratan pekerjaan yang jelas sesuai dengan posisi yang dideskripsikan. Sebaliknya, lowongan pekerjaan palsu dan perekrut yang meragukan cenderung memberikan peran, tugas, dan persyaratan pekerjaan yang ambigu, tidak jelas, dan terlalu umum, sehingga memungkinkan hampir semua orang memenuhi syarat.

9. Permintaan biaya untuk penempatan atau peralatan kerja

Berhati-hatilah jika perekrut meminta uang di muka, khususnya untuk penempatan, peralatan, atau pelatihan kerja. Selain itu, perekrut, headhunter, dan agen perekrutan yang bereputasi baik umumnya tidak akan mengenakan biaya kepada calon pencari kerja.

10. Menerima pekerjaan di luar negeri tanpa visa kerja

Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk bekerja di luar negeri, dan perusahaan bersikeras agar kamu memasuki negara tersebut dengan visa pengunjung, bukan visa kerja yang sah, maka hal ini merupakan tanda peringatan penipuan.

Karena modus penipuan lowongan kerja yang terus berkembang, sangat penting bagi para pencari kerja untuk tetap waspada dan cerdas dalam mencari kesempatan kerja. Bersama-sama, kita bisa bekerja menuju pasar kerja online yang lebih aman untuk semua masyarakat Indonesia.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Harga Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Hari Ini, 20 December 2024