Bukan Indonesia, BYD Resmikan Pabrik Asean Pertama di Thailand

BYD resmikan pabrik barunya di Negeri Gajah Putih.

Bukan Indonesia, BYD Resmikan Pabrik Asean Pertama  di Thailand
Ilustrasi: Logo BYD. (Dok.BYD)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • BYD meresmikan pabrik mobil listrik pertama di Thailand, ekspansi perusahaan di Asia Tenggara.
  • Uni Eropa dan AS mengenakan tarif lebih tinggi terhadap kendaraan listrik Cina karena kekhawatiran persaingan dan subsidi.
  • Pabrik baru di Thailand dibangun dalam 16 bulan dengan kapasitas produksi 150 ribu kendaraan per tahun, bagian dari investasi US$1,44 miliar dari BYD.

Jakarta, FORTUNE - Produsen mobil Cina BYD meresmikan pabrik kendaraan listrik pertamanya Kamis (4/7).  Namun, bukan Indonesia yang dilpilih sebagai lokasi pembangunan pabrik, melainkan Thailand.

Hal ini menandai ekspansi perusahaan di Asia Tenggara, sembari menggarap pasar yang lebih besar seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Pembukaan pabrik tersebut bersamaan dengan kebijakan Uni Eropa yang akan mulai mengenakan  tarif lebih tinggi  terhadap kendaraan listrik buatan Cina. Kebijakan ini dilandasi dengan kekhawatiran persaingan kendaraan impor Cina yang lebih murah.

Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden juga menaikkan tarif  kendaraan listrik Cina menjadi 100 persen dari tarif saat ini sebesar 25 persen Saat ini, AS hanya mengimpor sedikit mobil Cina, tetapi seperti Komisi Eropa,  AS khawatir  subsidi akan merugikan perusahaan domestik dan mengurangi lapangan pekerjaan.

Mengutip dari Fortune, Kamis (4/7), pabrik baru yang berlokasi di Rayong, sebelah selatan Bangkok, Thailand dibangun hanya dalam waktu 16 bulan. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 150 ribu kendaraan per tahun. Rencananya, beberapa model BYD, baterai serta transmisi akan diproduksi di pabrik ini.

Pabrik BYD di Thailand ini bagian dari investasi pabrikan asal Cina senilai lebih dari US$ 1,44 miliar. Investasi ini juga dibantu subsidi dan insentif pajak.

Pembukaannya pabrik ditandai dengan kemeriahan meliputi penyerahan BYD Dolphin, sebuah hatchback compact, kepada yayasan amal di bawah naungan keluarga kerajaan Thailand. Kendaraan itu adalah kendaraan ke-8 juta yang diproduksi oleh BYD.

Target kendaraan listrik Thailand

Thailand menargetkan 30 persen dari semua mobil yang diproduksi merupakan kendaraan listrik pada 2030. Satu dari tiga kendaraan listrik yang terjual di Thailand dibuat oleh BYD, meskipun sebagian besar mobil yang beredar di jalan saat ini masih bertenaga gas atau diesel.

Thailand adalah pasar luar negeri terbesar bagi BYD, yang menguasai 46 persen pangsa segmen kendaraan listrik negara itu pada kuartal pertama dan merupakan pemain terbesar ketiga dalam mobil penumpang, menurut firma riset Counterpoint.

Pesaing EV lainnya di pasar lokal Thailand adalah Tesla dan Great Wall Motor, yang juga memiliki fasilitas produksi di Thailand.

Sepanjang 2023, BYD telah menjual 3 juta kendaraan dan ekspornya meningkat tiga kali lipat menjadi 243 ribu unit. Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan tersebut menjual 1,6 juta kendaraan listrik.

Tahun lalu, perusahaan itu menjual 30.650 kendaraan listrik di  Thailand  dan berencana untuk membangun pabrik baru untuk membuat model kendaraan listrik Dolphin, Atto 3, Seal, dan Sealion 6.

BYD mengatakan pabrik baru tersebut diharapkan dapat menciptakan 10.000 lapangan pekerjaan. Selain di Thailand dan CIna, BYD juga memiliki atau sedang membangun pabrik di Brasil, Hungaria, dan Uzbekistan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Apa itu Review? Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Cara Membuatnya
AMDAL Jadi Kendala, Proyek Pabrik Chandra Asri Tertunda
Siapa Pemilik Le Minerale? Ini Profilnya
Ancam Mogok Kerja 2 Hari, KSPI Tolak Wacana PPN 12 Persen
Antisipasi ledakan Trafik Data, Jaringan AI Butuh Peningkatan
Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024