Jakarta, FORTUNE - Raksasa produsen Kendaraan Listrik Cina, BYD, menandatangani perjanjian dengan pemerintah Turki, Senin (8/7), untuk membuka pabrik dengan nilai investasi US$1 miliar. Hal tersebut disinyalir menjadi strategi BYD dalam menghadapi kebijakan tarif impor kendaraan listrik di Uni Eropa (UE).
Dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (9/7), BYD akan membangun pabrik dengan kapasitas produksi 150.000 unit per tahun, dilengkapi dengan pusat penelitian dan pengembangan (R&D). Perusahaan diharapkan dapat memulai proses produksi pada akhir 2026 dan menciptakan 5.000 lapangan kerja.
Penandatanganan perjanjian ini dilakukan oleh CEO BYD, Wang Chuanfu, dan Menteri Perindustrian dan Teknologi Turki, Mehmet Fatih Kacir, dengan disaksikan langsung Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Kacir mengatakan bahwa pemerintah Turki tidak hanya menghadirkan teknologi dan pusat R&D, tapi juga menjadi pusat investasi global dengan inovasi dan teknologi hijau yang maju.
"Investasi dalam produksi kendaraan generasi baru yang bernilai tambah tinggi di dalam negeri ini akan memperkuat industri otomotif kita," kata dia lewat keterangannya.
Sebagai produsen mobil terbesar ketiga di Uni Eropa, Turki menjadikan kendaraan listrik target prioritas pada sektor otomotif, dan diharapkan menjadi menjadi sektor utama untuk ekspor. Negara ini menjadi pemimpin dalam ekspor roda empat dengan jumlah tahunan lebih dari US$35 miliar.
Pada hari yang sama, Turki juga mengumumkan penerapan pajak tambahan sebesar 40 persen untuk kendaraan impor dari Cina untuk meningkatkan pangsa produksi dalam negeri di pasar Turki dan mendorong investasi.
Komisi UE juga mengumumkan tarif tambahan untuk kendaraan listrik dari Cina.
Dengan adanya komitmen membangun pabrik di Turki, BYD dapat menghindari kebijakan tarif tinggi terhadap barang impor dari Cina.
Turki menuju tranformasi sektor otomotif
Sementara itu, Menteri Perdagangan Turki, Omer Bolat, mengatakan masuknya BYD ke Turki menandakan menariknya insentif yang ditawarkan kepada investor.
Sebagai pusat produksi otomotif Eropa, Turki diklaim mempunyai iklim investasi yang baik, tenaga kerja yang berkualitas, dan perjanjian dagang yang bebas dan luas.
"Berkoordinasi dengan semua lembaga terkait, Kementerian Perdagangan akan terus memberikan kontribusi terhadap kebijakan negara kita berdasarkan proyeksi investasi langsung yang sejalan dengan target produksi dalam negeri, ketenagakerjaan, dan ekspor kita," ujarnya.
Tidak ada perincian mengenai lokasi pabrik BYD yang akan dibangun, namun diindikasikan bahwa fasilitas tersebut akan dibangun di Provinsi Manisa yang terletak di bagian barat Turki.
Pada Senin (8/7), SWM, produsen mobil Cina lainnya, mengumumkan pengajuan permohonan pembangunan pabrik di Turki.
Sebelumnya, BYD telah membangun pabrik di Thailand dengan kapasitas 150.000 unit kendaraan.