Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan kinerja industri Kertas mengalami pertumbuhan positif pada 2023 dengan capaian 4,52 persen.
"Pertumbuhan industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman yang mencapai 4,52 persen dipengaruhi oleh kenaikan permintaan percetakan menjelang Pemilu 2024," kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (12/2).
Pada 2022, pertumbuhan industri tersebut mencapai 3,73 persen.
Agus mengatakan sektor industri lain yang mengalami pertumbuhan adalah industri logam dasar dengan 14,17 persen; kemudian industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, 13,67 persen berkat peningkatan produksi industri barang logam bukan mesin dan peralatan.
Selanjutnya, industri alat angkutan tumbuh 7,63 persen dengan meningkatnya permintaan domestik atas produk sepeda motor.
Industri Pengolahan tembakau tumbuh 4,80 persen, didukung oleh peningkatan permintaan luar negeri.
Dengan performa tersebut, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yakni 0,85 persen.
“Di tengah kondisi perekonomian dunia yang melemah, industri pengolahan tetap tumbuh dan berhasil lepas dari krisis yang terjadi pada 2023. Tentunya ini merupakan kerja keras dan resiliensi sektor industri manufaktur Indonesia,” ujarnya.
Kontribusi industri pengolahan nonmigas
Kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas pada 2023 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) telah mencapai 16,75 persen dan ditargetkan meningkat menjadi 17,90 persen pada 2024.
Untuk dapat mencapai target tersebut dan target-target kinerja lainnya, Kemenperin menjalankan program-program prioritas pada 2024, meliputi program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada industri pengolahan kayu, makanan dan minuman, tekstil, serta kepada para pelaku industri kecil menengah.
Kemudian, kementerian itu menyatakan akan melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batu bara.
”Selanjutnya, memacu pembangunan industri hijau untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta memperkuat penumbuhan dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi,” kata Agus.