Erick Thohir: Merger Garuda Indonesia dan Pelita Air untuk Tekan Biaya

BUMN telah menggabungkan empat perusahaan pelayaran.

Erick Thohir: Merger Garuda Indonesia dan Pelita Air untuk Tekan Biaya
Menteri BUMN Erick Thohir saat Bincang Awal Tahun dengan awak media di Kementerian BUMN, Senin (2/1).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Menteri BUMN, Erick Thohir, berencana menggabungkan tiga BUMN yang bergerak dalam sektor penerbangan menjadi satu.

BUMN tersebut adalah Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air.

Dia mengatakan langkah merger diambil guna mengejar efisiensi. 

Merger merupakan lanjutan program efisiensi BUMN yang sebelumnya sudah dilakukan Kementerian BUMN terhadap Pelindo pada 2021. 

"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari empat (perusahaan) menjadi satu. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," kata Erick dalam keterangan pers yang dikutip Selasa (22/8).

Indonesia masih kekurangan pesawat

Erick mengatakan Indonesia masih mengalami kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan tersebut diperoleh dari perbandingan yang dibuat antara kondisi di Amerika Serikat dan Indonesia.

Misalnya, di Amerika Serikat telah ada 7.200 pesawat untuk melayani rute domestik. Jumlah populasi di negeri tersebut lebih dari 300 juta dengan rata-rata pendapatan per kapita mencapai US$ 40.000 per tahun. 

Sementara, Indonesia memiliki 280 juta penduduk yang memiliki rata-rata pendapatan per kapita US$ 4.700 per tahun. Artinya, lanjut Erick, Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Namun, Indonesia baru memiliki 550 pesawat.

"Jadi perkara logistik kita belum sesuai," kata dia. 

Garuda Indonesia menilainya sebagai langkah positif

Menanggapi rencana Erick tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan proses penjajakan aksi korporasi masih terus berjalan.

“Garuda Indonesia Group tentunya akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent,” katanya, Selasa (22/8).

Mengenai rencana pengembangan, Irfan mengatakan sejauh ini masih berada pada tahap awal. Pihaknya masih mengeksplorasi peluang sinergi bisnis lainnya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan profitabilitas kinerja yang sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia.

Rencana untuk merger maskapai pelat merah, menurutnya, turut menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan.

“Mengenai proyeksi dari proses merger ini, tentunya akan terus kami sampaikan secara berkelanjutan sekiranya terdapat tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik atas realisasi rencana strategis tersebut,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024