Mendag Targetkan Ekspor Non-Migas Tumbuh 4,5 Persen pada 2024

Pemerintah tetap andalkan batu bara dan CPO.

Mendag Targetkan Ekspor Non-Migas Tumbuh 4,5 Persen pada 2024
Aktivitas ekspor Indonesia (setkab.go.id)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan yakin kondisi perekonomian 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karenanya, dia mengatakan pemerintah percaya diri memasang target pertumbuhan ekspor non-migas pada tahun ini pada 2,5 persen hingga 4,5 persen.

“Memasuki 2024, kita menatap optimis [seraya] tetap waspada terhadap tantangan ke depan,” kata dia dalam acara jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis (4/1).

Untuk mencapai target tersebut, dia mengatakan pihaknya akan mengendalkan sejumlah pasar ekspor non-tradisional seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan Mesir. Kemudian, pasar Asean yang selama ini kurang dilirik akan mulai dioptimalisasi.

“Malaysia kita nilai transaksinya telah mencapai US$6,32 miliar. Pasar Asean ini besar sekali, seperti Thailand, dan Filipina,” ujarnya.

Dalam mendorong ekspor non-migas, Zulhas menyatakan akan tetap mengandalkan komoditas seperti CPO dan batu bara, selain tidak henti pula mendorong produk hilirisasi nikel, produk manufaktur, dan hasil kehutanan.

“Dengan kerja keras dan kolaborasi, kami optimis dengan pengembangan pasar baru, dan terus mengembangkan nilai tambah,” katanya.

Melanjutkan tren surplus neraca dagang

Zulhas mengatakan pada 2024 Indonesia dapat melanjutkan tren surplus neraca dagang.

Dalam laporan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia masih mencatatkan surplus neraca dagang US$2,4 miliar per November 2023. Angka tersebut turun US$1,06 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Catatan tersebut membuat Indonesia tetap membukukan surplus neraca dagang selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Sepanjang Januari–November 2023, ekspor nonmigas mencapai US$221,96 miliar atau turun 12,47 persen. Sementara itu, ekspor migas mencapai nilai US$14,44 miliar atau turun 0,67 persen dari pencapaian pada 2022.

Penurunan ekspor Indonesia dipicu oleh penurunan ekspor nonmigas yang mencapai 12,47 persen.

Pada periode ini ekspor non-migas terbesar disumbangkan oleh batu bara US$39,7 miliar, lemak dan minyak nabati US$26,45 miliar, besi baja US$24,42 miliar, mesin peralatan elektrik US$13,36 miliar, dan kendaraan serta komponennya US$10,32 miliar.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya