Strategi Ekspansi Phapros 2024: Inovasi Produk dan Ekspor
Kinerja Phapros alami penurunan di kuartal III/2023.
Jakarta, FORTUNE – Emiten farmasi PT Phapros Tbk mengungkap sejumlah strategi menopang kinerja pada 2024. Perseroan akan berfokus pada penyediaan produk-produk farmasi Inovatif hingga meningkatkan Ekspor ke sejumlah negara potensial di dunia.
Direktur Utama PT Phapros Tbk, David Sidjabat, mengatakan bahwa salah satu strategi perusahaan adalah mengembangkan kelas terapi di kategori obat jual bebas atau over-the-counter (OTC) serta produk biologi berupa biomaterial. Apalagi, biomaterial saat ini memiliki TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang tinggi, hingga mencapai lebih dari 60 persen.
“Kami telah memiliki produk material berupa Bonefill Ortho Cube, yakni alat kesehatan yang digunakan untuk mengisi ruang kosong atau celah pada tulang yang akan memfasilitasi penyembuhan atau regenerasi tulang dan biasanya terjadi pada kasus-kasus trauma,” ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (27/12).
Sementara itu, kata David, untuk segmen OTC, perusahaan berencana meluncurkan sejumlah produk baru yang lebih inovatif untuk melengkapi portofolio produk backbone Phapros selain Antimo. “Serta rejuvenasi produk existing untuk optimalisasi performa dan memperpanjang product life cycle,” ujarnya.
Pengembangan ini nantinya akan dilakukan dengan skema A-B-G-C (Academic, Business, Community, and Government), yang diharapkan terwujud melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis, seperti universitas dan lembaga penelitian baik di dalam maupun luar negeri.
Produk biomaterial
David menuturkan, emoten berkode saham PEHA ini telah menyusun peta jalan produk farmasi dan biomaterial. Menurutnya, perusahaan telah memiliki produk inovatif end-to-end, dari kelas terapi antibiotik, antidiabetes, antihipertensi ataupun produk untuk meningkatkan stamina pria yang telah lama ditunggu.
Adapun produk-produk ini akan diformulasikan dalam bentuk innovative dosage form, baik extended release, modified release, ataupun slow release. Dengan demikian, penggunaan akan lebih nyaman, biaya lebih rendah, dan efektivitas lebih baik.
Sebelumnya, Phapros telah meluncurkan lebih dari enam produk baru sepanjang 2023, seperti obat antituberkulosis, multivitamin serta antioksidan.
Strategi ekspor
Terkait rencana ekspor, PEHA sdiketahui telah mengekspor produknya ke beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Kamboja–sejak 2014–dan Filipina. “Hal itu menandakan bahwa produk – produk yang kami produksi memiliki kualitas yang teruji, tak hanya di dalam negeri, bahkan di luar negeri,” kata David.
Produk yang diekspor menurut David, bisa mencapai lebih dari 40.000 box dalam sekali pengiriman. Hal ini termasuk beberapa obat berjenis beda yang dikirim ke Filipina pada April dan September 2023 lalu.
Phapros bersama anak usahanya–PT Lucas Djaja Group–juga telah menjangkau negara-negara di Timur Tengah hingga Amerika Latin, salah satunya adalah Peru.
“Phapros sudah rutin mengekspor obat anti TBC-nya ke Peru sejak 2019, karena di sana belum ada perusahaan farmasi lokal yang memproduksi obat TBC, padahal menurut WHO, prevalensi kasus TBC di Peru merupakan yang tertinggi di wilayah Amerika,” katanya.
Kinerja perusahaan
PEHA telah membukukan penjualan hingga Rp779,92 miliar pada kuartal III/2023, atau berkurang hingga 11,01 persen dari penjualan pada kuartal III/2022 yang mencapai Rp876,43 miliar.
Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal III/2023 juga menurun tajam hingga 188,54 persen, dari keuntungan sejumlah Rp17,12 miliar pada kuartal III/2022, menjadi kerugian hingga Rp15,16 miliar pada kuartal III/2023.