Jakarta, FORTUNE - Bosch, raksasa industri Jerman yang bergantung pada sektor otomotif yang tengah lesu, menghadapi tekanan besar dengan rencana baru pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga 10.000 karyawan.
Laman Fortune melansir, Jumat (13/12), Frank Sell, anggota dewan pengawas Bosch sekaligus wakil ketua dewan kerja grup di divisi Layanan Mobilitas, mengungkapkan kepada Reuters bahwa kebijakan tersebut telah menciptakan suasana kerja yang kurang nyaman.
Menurut Sell, keputusan ini diperkirakan akan berdampak pada 8.000 hingga 10.000 posisi, sehingga semakin memperkeruh situasi di dalam perusahaan.
Pada November lalu, Bosch memperingatkan bahwa perubahan besar-besaran pada pasar otomotif telah memaksanya mengambil langkah penghematan biaya yang sulit. Penurunan permintaan mobil, lambatnya adopsi kendaraan listrik, serta persaingan yang semakin sengit dari produsen Cina telah memberikan tekanan signifikan terhadap permintaan produk Bosch, termasuk rem dan busi.
Kondisi ini turut mencerminkan kesulitan ekonomi yang melanda Jerman, yang sejumlah perusahaan besar lainnya, seperti Thyssenkrupp, juga mengumumkan rencana PHK. Thyssenkrupp bahkan berencana memangkas 11.000 pekerja pada divisi baja, setara dengan 40 persen karyawannya, akibat meningkatnya kompetisi dari Cina.
Carsten Brzeski, Kepala Makro Global ING, menyoroti bahwa model bisnis tradisional Jerman yang mengandalkan energi murah dan pasar ekspor besar kini tidak lagi relevan dalam menghadapi dominasi manufaktur Cina, yang disebutnya sebagai “Jerman baru.”
Seorang juru bicara Bosch menjelaskan tentang sektor otomotif sedang mengalami transformasi besar. Produksi kendaraan global tahun ini diproyeksikan stagnan pada angka 93 juta unit, bahkan berpotensi turun dibandingkan dengan tahun lalu.
Meskipun perusahaan berharap ada sedikit pemulihan tahun depan, kelebihan kapasitas produksi dan meningkatnya tekanan harga menjadi tantangan serius. Bosch pun menerapkan kebijakan pengurangan jumlah karyawan secara berbeda di tiap unit, tanpa memberikan angka pasti mengenai total PHK secara keseluruhan.
Langkah penghematan yang berat
Sebagai salah satu pemberi kerja swasta terbesar di Jerman, Bosch sebelumnya telah mengurangi jam kerja bagi 450 karyawannya dari 38-40 jam menjadi 35 jam per minggu dengan penyesuaian gaji. Kebijakan ini, yang pada dasarnya menciptakan sistem kerja empat hari dalam seminggu, diperluas kepada 10.000 karyawan beberapa hari kemudian.
Selain itu, Bosch juga sempat mengumumkan rencana untuk memberhentikan 5.500 pekerja sebagai bagian dari langkah penghematan biaya.
Ketua Bosch, Stefan Hartung, mengakui bahwa perusahaan tidak akan mampu mencapai target keuangannya untuk 2024. Sell sendiri tidak menutup kemungkinan terjadinya aksi mogok, seperti demonstrasi yang pernah terjadi di Volkswagen pada 2025.
Langkah-langkah ini menjadi gambaran jelas betapa sulitnya Bosch menghadapi tekanan dari pasar otomotif global yang berubah cepat dan penuh tantangan.