Overkapasitas Produksi Semen, Diprediksi Utilitas Naik Tipis pada 2024

Industri semen mengalami kelebihan kapasitas produksi.

Overkapasitas Produksi Semen, Diprediksi Utilitas Naik Tipis pada 2024
Ilustrasi pekerja Semen Indonesia Group. (Website SMGR)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pertumbuhan permintaan semen tahun ini hanya naik 3 persen dibandingkan dengan 2023, sehingga utilisasinya hanya mencapai 57 persen.
  • Kelebihan kapasitas produksi disebabkan oleh kelanjutan pembangunan pabrik lama dan adanya rencana pembangunan pabrik baru di Kalimantan.

Jakarta, FORTUNE - Industri Semen mengalami kelebihan kapasitas produksi seiring dengan terus tumbuhnya kapasitas produksi yang mencapai 119,9 juta ton dan utilisasi produksi sebesar 55 persen.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI), Lilik Unggul Raharjo, memproyesikan tahun ini pertumbuhan permintaan semen hanya naik 3 persen dibandingkan dengan 2023. Dengan begitu, utilisasi tahun ini hanya mencapai 57 persen dari total kapasitas produksi.

“Jadi, betul-betul overkapasitas. Banyak pabrik yang terpaksa idle, tidak sepenuhnya jalan dalam setahun, jalan beberapa lama doang,” kata Lilik saat ditemui di Jakarta, Senin (3/6).

Lilik mengatakan kondisi kelebihan kapasitas produksi ini tidak dapat dilepaskan dari kelanjutan pembangunan pabrik yang memiliki izin sejak lama.

“Kalau ada pabrik semen baru lagi, utilitas [akan] semakin rendah. Kalau utilitasnya semakin rendah, biayanya semakin tinggi,” ujarnya.

Secara total, 16 perusahaan semen di dalam negeri memiliki 23 pabrik dengan total 25 mesin produksi, yang 11 di antaranya berada di Pulau Jawa.

Jangan ada pabrik semen baru

Untuk meningkatkan permintaan, Lilik menyatakan perlunya peningkatan konsumsi semen per kapita di dalam negeri. Saat ini konsumsi semen per kapita Indonesia masih rendah pada 0,23 ton per kapita. Sementara itu, mengacu pada rata-rata konsumsi semen global, konsumsi ideal semen per kapita minimal 0,37 ton.

“Kami berharap pertumbuhan ekonomi terus tumbuh, GDP tumbuh, sehingga pembangunan berjalan, ekonomi berjalan, sehingga konsumsi semennya akan naik,” ujarnya.

Lilik mengatakan dengan mengacu pada proyeksi United Nations Development Programme (UNDP) bahwa jika konsumsi semen per kapita Indonesia mencapai 0,37 ton, maka akan terjadi keseimbangan antara konsumsi dan produksi.

“[Pada] 2035 itu antara kapasitas dan penduduknya (supply-demand) sama. Kami harapkan jangan ada tambahan kapasitas baru. Kalau enggak, tambah berat nanti,” katanya.

Sebelumnya muncul kabar bahwa PT Kobexindo Cement, konsorsium Hongshi Holding Group asal Cina, menandatangani nota kesepahaman dengan pemerintah Kabupaten Aceh Selatan untuk mendirikan pabrik semen baru.

Perjanjian ini diteken pada 18 Mei 2024 di Jakarta.

Pabrik baru tersebut diperkirakan memiliki kapasitas produksi hingga 6 juta ton per tahun, dengan nilai investasi yang ditaksir mencapai Rp10 triliun.

 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil