Penurunan Harga dan Penjualan Sebabkan Laba TINS Ambles 98,5 Persen

Sebagian harga logam pada akhir semester I turun.

Penurunan Harga dan Penjualan Sebabkan Laba TINS Ambles 98,5 Persen
ilustrasi : timah batangan yang siap untuk dipasarkan (Shutterstock)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Timah Tbk (TINS) mengalami penurunan kinerja sepanjang enam bulan pertama 2023. Pendapatan dan laba bersih perseroan kompak ambles terkena dampak harga jual rata-rata timah.

Dalam laporan keuangannya terlihat bahwa laba bersih TINS hanya bersisa Rp16,26 miliar pada semester I 2023, terjun 98,5 persen dibandingkan dengan capaian pada semester I-2022 senilai Rp1,08 triliun.

Pada bagian pendapatannya, Timah mengantongi Rp4,57 triliun atau turun 38,82 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, yakni Rp7,47 triliun.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani, mengungkapkan sebagian harga logam pada akhir semester I 2023 mengalami penurunan di tengah lemahnya permintaan global dan meningkatnya persediaan logam timah di gudang London Metal Exchange (LME). 

"Kondisi harga jual rerata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengan semester I-2023 masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih perseroan," kata Fina dalam keterangan pers yang dikutip Jumat (1/9).

Berdasarkan catatan TINS, harga jual rata-rata logam timah sebesar US$26.828 per metrik ton atau lebih rendah 35 persen dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$41.110 per metrik ton.

Penurunan produksi perseroan

Dalam laporan operasional hingga kuartal II-2023, TINS memproduksi 7.755 ton bijih timah yang terdiri dari 2.653 ton produksi darat dan 5.102 ton produksi laut.

Produksi bijih timah turun 22 persen dibandingkan dengan periode sama pada 2022 dengan volume 9.901 ton.

Produksi logam timah TINS ikut turun 8 persen secara tahunan dari 8.805 metrik ton menjadi 8.100 metrik ton. Begitu juga dari sisi penjualan logam timah yang merosot 16 persen secara tahunan dari 9.942 metrik ton menjadi 8.307 metrik ton.

Dalam periode setengah tahun pada 2023, TINS mengekspor timah sebesar 92 persen dengan enam besar negara tujuan ekspor, meliputi Jepang 17 persen; Korea Selatan 14 persen; Belanda 11 persen; Amerika Serikat 9 persen; Taiwan 9 persen; dan India 8 persen.

Perubahan manajemen diharapkan meningkatkan kinerja perusahaan

Fina mengatakan perubahan manajemen baru di jajaran Direksi pada RUPST 15 Juni 2023 diharapkan dapat mendongkrak kinerja perusahaan tersebut. Fina menyatakan manajemen baru telah melakukan upaya-upaya strategis untuk meningkatkan kinerja TINS.

Di antara upaya-upaya tersebut adalah dengan menambahkan unit kapal isap produksi, menerapkan efisiensi pada seluruh proses bisnis, meningkatkan kapasitas produksi tambang primer, membuka tambang darat baru, serta meningkatkan recovery dengan mengoptimalkan unit-unit pengolahan.

Di sisi lain, TINS juga mengamankan aset dan menegakkan aturan serta kerja sama penambangan rakyat untuk menggerus penambangan gelap di wilayah konsesi pertambangan.

"Manajemen tetap optimistis akan adanya peningkatan di kuartal berikutnya sesuai target yang sudah ditetapkan perseroan," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya