Smelter Rp6,5 Triliun Dibangun Dekat IKN untuk Bahan Baku Baterai EV

Total investasi untuk pembangunannya capai Rp6,5 triliun.

Smelter Rp6,5 Triliun Dibangun Dekat IKN untuk Bahan Baku Baterai EV
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan sambutan saat groundbreaking industri smelter nikel PT Mitra Murni Perkasa di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (11/9). (Dok. Kemenperin)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.

Hal ini seiring dengan peresmian peletakan batu pertama (groundbreaking) industri smelter nikel di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang berdekatan dengan lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dibangun oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP).

Total investasi untuk membangun smelter nikel tersebut mencapai Rp6,5 triliun, sementara rencana kapasitas produksinya mencapai 27.000 metrik ton nickel matte per tahun—yang akan digunakan sebagai bahan baku baterai.

“Kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo terus-menerus [berupaya] agar semua nilai tambah tetap berada di Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan pers yang dikutip Selasa (12/9).

Agus mengatakan pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan dan inisiatif untuk menarik investasi domestik dan luar negeri dalam mendorong pendirian industri baru dan perluasan industri yang ada.

Ada 38 smelter nikel

Saat ini terdapat 38 smelter nikel stand alone yang telah beroperasi di bawah binaan Kemenperin dengan nilai investasi US$15,8 miliar atau lebih dari Rp242,3 triliun. Dari 38 smelter tersebut, 35 di antaranya adalah smelter pyrometallurgy, sedangkan sisanya hydrometallurgy dengan produk akhir mixed hydroxide precipitate (MHP) yang dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.

Kemenperin telah menyusun peta jalan pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), yang berisi target kuantitatif produksi KBLBB roda empat atau lebih sebesar 1 juta unit pada 2035, serta KBLBB roda dua atau tiga mencapai 12 juta unit pada 2035.

“Sesuai target tersebut, proyeksi kebutuhan nikel sebagai bahan baku baterai, khususnya jenis baterai NMC 811 (nikel, mangan, kobalt) dalam mendukung program pengembangan EV (electric vehicles) akan terus meningkat,” ujar Agus.

Kontruksi ditargetkan rampung pada akhir 2024

Direktur Utama PT MMP, Adhi Mustopo, mengatakan pembangunan smelter nikel matte merupakan pendukung industri baterai di Indonesia. 

"Alhamdulillah. Investasi dari MMP ini merupakan 100 persen penanaman modal investasi dalam negeri, dengan harapan mewujudkan industri hilirisasi yang bermanfaat dan mendukung pengembangan industri baterai nasional," ujarnya.

Adhi mengatakan konstruksi smelter ditargetkan rampung pada akhir 2024, yang akan dilanjutkan dengan melakukan commissioning pada 2025, untuk "kemudian dilanjutkan dengan pengembangan turunannya, yaitu produksi baterai nasional," katanya.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi