Jakarta, FORTUNE - Stellantis disebut tengah melakukan pembicaraan dengan Vale dan Huayou Cobalt dari Cina untuk investasi smelter nikel di Indonesia. Investasi ini dilakukan untuk mengamankan pasokan logam baterai demi mendukung ekspansi kendaraan listrik perusahaan.
Mengutip dari Financial Times, Rabu (15/5), produsen kendaraan yang dikenal dengan beberapa mereknya seperti Peugeot, Citroen, Fiat dan Jeep, disebut tengah berdiskusi dengan Vale Indonesia (INCO) untuk berinvestasi di smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) yang mengubah bijih nikel berkadar rendah menjadi bahan baku pembuatan Baterai Kendaraan Listrik.
Menurut sumber Financial Times, nantinya Huayou, salah satu produsen nikel dan kobalt terbesar di dunia, akan memegang saham dalam proyek tersebut bersama Stellantis dan Vale. Namun demikian, besaran investasi perusahaan tersebut hingga kini belum ditentukan.
Investasi Stellantis akan menjadi kabar baik bagi Indonesia, yang selama ini berusaha menarik produsen mobil barat ke industri nikelnya. Pasaalnya, industri smelter dalam negeri sejauh ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan asal Cina, yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memproses nikel.
Sedangkan bagi Stellantis, potensi investasi di Indonesia muncul bahkan ketika produsen mobil di seluruh dunia mengurangi rencana elektrifikasi karena lambatnya adopsi kendaraan listrik.
Stellantis berencana menginvestasikan dana hingga US$54 miliar di sektor elektrifikasi dalam satu dekade, demi mencapai target nol emisi karbon pada 2038. Produsen mobil tersebut telah menandatangani kesepakatan offtake dengan pemasok bahan baterai di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Stellantis masih enggan berkomentar terkait investasi ini. Huayou Indonesia pun demikian.
Sementara Vale Indonesia, menyatakan tidak mengomentari diskusi komersial. “Kami yakin bahwa investasi kami yang berkelanjutan di Indonesia akan tetap menarik bagi investor dan mitra internasional kami, sehingga semakin mendorong investasi asing langsung dan membantu mempercepat ambisi pusat kendaraan listrik dan hilirisasi mineral di negara ini,” kata seorang juru bicara.
Stellantis telah membawa Citroen ke Indonesia
Di pasar Indonesia, Stellantis menggandeng PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dalam memasarkan kendaraan listriknya, salah satunya dengan mendatangkan Citroen model E-C3.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengatakan Stellantis bakal melakukan perakitan mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia mulai 1 Juli 2024.
“Jadi yang kami tawarkan CBU, tetapi kalau misalnya bisa CKD lebih baik. Dia kayaknya menggunakan fasilitas yang sudah ada, tetapi (merakit) CKD di sini. Sudah adaI di sini,” ujar Rachmat saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (1/3).
Rachmat enggan merinci perihal nilai investasi, tetapi memastikan bahwa kebutuhan modal untuk perakitan (assembly) tidak terlalu besar.