Stellantis Berencana Gandeng Vale Investasi di Smelter di Indonesia

Investasi ini untuk mengamankan pasokan bahan baku baterai.

Stellantis Berencana Gandeng Vale Investasi di Smelter di Indonesia
Charging Station (Pixabay/geralt)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Stellantis berencana investasi di smelter nikel di Indonesia
  • Bertujuan untuk amankan pasokan logam baterai kendaraan listrik
  • Vale dan Huayou Cobalt dari Cina juga terlibat dalam proyek tersebut

Jakarta, FORTUNE -  Stellantis disebut tengah melakukan pembicaraan dengan Vale dan Huayou Cobalt dari Cina untuk investasi smelter nikel di Indonesia. Investasi ini dilakukan  untuk mengamankan pasokan logam baterai demi mendukung ekspansi kendaraan listrik perusahaan.

Mengutip dari Financial Times, Rabu (15/5), produsen kendaraan yang dikenal dengan beberapa mereknya seperti Peugeot, Citroen, Fiat dan Jeep, disebut tengah berdiskusi dengan Vale Indonesia (INCO) untuk berinvestasi di smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) yang mengubah bijih nikel berkadar rendah menjadi bahan baku pembuatan Baterai Kendaraan Listrik.

Menurut sumber Financial Times, nantinya Huayou, salah satu produsen nikel dan kobalt terbesar di dunia, akan memegang saham dalam proyek tersebut bersama Stellantis dan Vale. Namun demikian, besaran investasi perusahaan tersebut hingga kini belum ditentukan.

Investasi Stellantis akan menjadi kabar baik bagi Indonesia, yang selama ini berusaha menarik produsen mobil barat ke industri nikelnya. Pasaalnya, industri smelter dalam negeri sejauh ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan asal Cina, yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memproses nikel.

Sedangkan bagi Stellantis, potensi investasi di Indonesia muncul bahkan ketika produsen mobil di seluruh dunia mengurangi rencana elektrifikasi karena lambatnya adopsi kendaraan listrik.

Stellantis berencana menginvestasikan dana hingga US$54 miliar di sektor elektrifikasi dalam satu dekade, demi mencapai target nol emisi karbon pada 2038. Produsen mobil tersebut telah menandatangani kesepakatan offtake dengan pemasok bahan baterai di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, Stellantis masih enggan berkomentar terkait investasi ini. Huayou Indonesia pun demikian.

Sementara Vale Indonesia, menyatakan tidak mengomentari diskusi komersial. “Kami yakin bahwa investasi kami yang berkelanjutan di Indonesia akan tetap menarik bagi investor dan mitra internasional kami, sehingga semakin mendorong investasi asing langsung dan membantu mempercepat ambisi pusat kendaraan listrik dan hilirisasi mineral di negara ini,” kata seorang juru bicara.

Stellantis telah membawa Citroen ke Indonesia

Di pasar Indonesia, Stellantis menggandeng PT Indomobil Sukses Internasional Tbk dalam memasarkan kendaraan listriknya, salah satunya dengan mendatangkan Citroen model E-C3.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin mengatakan Stellantis bakal melakukan perakitan mobil listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia mulai 1 Juli 2024.

“Jadi yang kami tawarkan CBU, tetapi kalau misalnya bisa CKD lebih baik. Dia kayaknya menggunakan fasilitas yang sudah ada, tetapi (merakit) CKD di sini. Sudah adaI di sini,” ujar Rachmat saat ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (1/3).

Rachmat enggan merinci perihal nilai investasi, tetapi memastikan bahwa kebutuhan modal untuk perakitan (assembly) tidak terlalu besar.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024