BUSINESS

Stellantis Berencana Gandeng Vale Investasi di Smelter di Indonesia

Investasi ini untuk mengamankan pasokan bahan baku baterai.

Stellantis Berencana Gandeng Vale Investasi di Smelter di IndonesiaCharging Station (Pixabay/geralt)
15 May 2024

Fortune Recap

  • Stellantis berencana investasi di smelter nikel di Indonesia
  • Bertujuan untuk amankan pasokan logam baterai kendaraan listrik
  • Vale dan Huayou Cobalt dari Cina juga terlibat dalam proyek tersebut
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Stellantis disebut tengah melakukan pembicaraan dengan Vale dan Huayou Cobalt dari Cina untuk investasi smelter nikel di Indonesia. Investasi ini dilakukan  untuk mengamankan pasokan logam baterai demi mendukung ekspansi kendaraan listrik perusahaan.

Mengutip dari Financial Times, Rabu (15/5), produsen kendaraan yang dikenal dengan beberapa mereknya seperti Peugeot, Citroen, Fiat dan Jeep, disebut tengah berdiskusi dengan Vale Indonesia (INCO) untuk berinvestasi di smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) yang mengubah bijih nikel berkadar rendah menjadi bahan baku pembuatan Baterai Kendaraan Listrik.

Menurut sumber Financial Times, nantinya Huayou, salah satu produsen nikel dan kobalt terbesar di dunia, akan memegang saham dalam proyek tersebut bersama Stellantis dan Vale. Namun demikian, besaran investasi perusahaan tersebut hingga kini belum ditentukan.

Investasi Stellantis akan menjadi kabar baik bagi Indonesia, yang selama ini berusaha menarik produsen mobil barat ke industri nikelnya. Pasaalnya, industri smelter dalam negeri sejauh ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan asal Cina, yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memproses nikel.

Sedangkan bagi Stellantis, potensi investasi di Indonesia muncul bahkan ketika produsen mobil di seluruh dunia mengurangi rencana elektrifikasi karena lambatnya adopsi kendaraan listrik.

Stellantis berencana menginvestasikan dana hingga US$54 miliar di sektor elektrifikasi dalam satu dekade, demi mencapai target nol emisi karbon pada 2038. Produsen mobil tersebut telah menandatangani kesepakatan offtake dengan pemasok bahan baterai di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, Stellantis masih enggan berkomentar terkait investasi ini. Huayou Indonesia pun demikian.

Sementara Vale Indonesia, menyatakan tidak mengomentari diskusi komersial. “Kami yakin bahwa investasi kami yang berkelanjutan di Indonesia akan tetap menarik bagi investor dan mitra internasional kami, sehingga semakin mendorong investasi asing langsung dan membantu mempercepat ambisi pusat kendaraan listrik dan hilirisasi mineral di negara ini,” kata seorang juru bicara.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.