Sepak bola bukan hanya soal olahraga, tetapi juga mencakup berbagai dimensi, termasuk aspek bisnis yang menarik perhatian banyak pengusaha di seluruh dunia untuk terlibat dalam pengelolaan dan manajemen klub-klub sepak bola. Hal ini juga berlaku bagi para pengusaha atau pebisnis di Indonesia.
Beberapa miliarder dari Indonesia bahkan telah mengambil peran penting sebagai pemilik atau investor di klub-klub sepak bola yang berkompetisi di luar negeri. Bahkan, beberapa di antaranya merupakan klub yang bermain di liga-liga Eropa.
Berikut daftar Pengusaha Indonesia yang punya klub sepak bola Eropa. Simak selengkapnya di bawah ini.
1. Oxford United - Erick Thohir dan Anindya Bakrie
Oxford United adalah klub sepak bola asal Inggris yang saat ini bermain di League One atau kasta ketiga dalam sepak bola Inggris. Oxford United didirikan pada 27 Oktober 1893 dengan nama awal Headington FC dan kini bermarkas di Kassam Stadium yang memiliki kapasitas 12.500 tempat duduk.
Sebagai salah satu klub sepak bola tertua di Inggris, Oxford United sejak September 2021 dimiliki oleh para pengusaha Indonesia, yakni Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum KADIN Anindya Bakrie.
Erick Thohir memang dikenal aktif dalam dunia kepemilikan klub sepak bola. Sebelumnya, Erick juga pernah membeli saham DC United pada 2012 dan memiliki saham di klub sepak bola Italia, Inter Milan.
2. Tranmere Rovers - Keluarga Wanandi
Tranmere Rovers adalah klub sepak bola asal Inggris yang saat ini bermain di League Two, yaitu kasta keempat dalam liga Inggris untuk musim 2024/2025. Klub ini didirikan pada 1884 dan berbasis di Birkenhead, Wirral.
Tranmere Rovers sebelumnya dikenal dengan nama Belmont FC. Tranmere Rovers bermarkas di Prenton Park, yang terletak di Merseyside.
Saham Tranmere Rovers dimiliki sebagian oleh Santini Group, sebuah jaringan bisnis yang berasal dari Indonesia dan dimiliki oleh keluarga Wanandi. Santini Group dipimpin oleh tiga bersaudara, yaitu Emmanuel Lestarto Wanandi, A Lukito Wanandi, dan Paulus Witarsa Wanandi. Sementara itu, jabatan chairman Tranmere Rovers dipegang oleh Mark Palios.
3. Como 1907 - Hartono Bersaudara
Como 1907, klub sepak bola asal Italia, diketahui dimiliki oleh konglomerat Indonesia Hartono Bersaudara atau Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, melalui Grup Djarum.
Pada 4 April 2019, Hartono bersaudara membeli klub ini saat klub berada di ambang kebangkrutan. Harga yang dibayarkan untuk membeli Como adalah 850 ribu euro atau sekitar Rp14 miliar saat itu.
Ia juga sekaligus melunasi utang klub yang mencapai Rp2,5 miliar. Ketika diambil alih, Como bermain di Serie D, liga kasta keempat Italia.
Hartono bersaudara langsung melakukan berbagai pembenahan, mulai dari renovasi stadion, pembangunan infrastruktur baru, pembentukan akademi klub, hingga memperbaiki kualitas tim utama. Hasilnya, pada musim 2019/2020, Como berhasil naik ke Serie C.
Keberhasilan mereka berlanjut, dan pada musim 2021/2022, klub ini sudah berlaga di Serie B. Tidak hanya itu, pada musim 2023/2024, Como berhasil promosi ke Serie A, liga tertinggi Italia, sebuah pencapaian luar biasa dalam waktu kurang dari empat tahun.
4. US Lecce - Alvin Sariatmadja
US Lecce adalah klub sepak bola Italia yang saat ini berlaga di Serie A, kasta tertinggi liga Italia. Klub ini memiliki sejarah panjang dengan cikal bakal yang dimulai pada 17 Maret 1908. Lecce bermarkas di Stadio Ettore Giardiniero, yang memiliki kapasitas 31.533 tempat duduk.
Pada Mei 2022, klub ini mengalami perubahan kepemilikan setelah sahamnya dibeli oleh pengusaha asal Indonesia, Alvin Sariatmadja, bersama sebuah konsorsium.
Alvin Sariatmadja, yang juga dikenal sebagai bos perusahaan media Emtek, kini menguasai sekitar 10% saham US Lecce.
5. FC Verbroedering Dender - Sihar Sitorus
FC Verbroedering Dender atau lebih dikenal sebagai FC Dender adalah klub sepak bola profesional asal Belgia yang berlaga di Belgian First Division B. Klub ini didirikan pada 1935 dan bermarkas di Florent Beeckmanstadion yang memiliki kapasitas sekitar 6.400 penonton.
Saham FC Dender dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Sihar Sitorus, yang membeli klub ini pada 2018. Sihar membeli klub Belgia ini dengan tekad untuk mengembangkan pembinaan usia muda yang berkualitas, melihat potensi besar dalam sistem pembinaan sepak bola di Belgia yang dianggap lebih matang dan menarik untuk dikembangkan.
Selain terlibat dalam sepak bola Eropa, Sihar Sitorus juga aktif dalam pengelolaan klub-klub sepak bola di Indonesia, seperti Nusaina FC dari Ambon, Medan United, dan Pro Duta FC, dengan fokus pada pengembangan pemain muda dan peningkatan kualitas tim.
6. CD Polillas Ceuta - Batavia Sport Group (BSG)
CD Polillas Ceuta adalah klub sepak bola yang berbasis di Ceuta, sebuah daerah enklave Spanyol yang terletak di Afrika Utara. CD Polillas Ceuta dimiliki oleh Batavia Sport Group (BSG), sebuah perusahaan yang dikelola oleh pengusaha asal Indonesia.
Batavia Sport Group mengakuisisi Polillas Ceuta pada September 2020, di tengah situasi keuangan klub yang tertekan akibat dampak pandemi COVID-19.
Dalam upaya untuk mengelola klub dan membangkitkan performanya, BSG bekerja sama dengan akademi sepak bola ASIOP, yang dikenal dalam pengembangan pemain muda.
Akuisisi ini juga mencerminkan komitmen Batavia Sport Group untuk tidak hanya mengatasi krisis finansial yang dialami Polillas Ceuta, tetapi juga untuk memperkuat fondasi jangka panjang klub dengan pembinaan yang baik, baik di level tim utama maupun pengembangan pemain muda.
7. Estrela Amadora - Dodi Irwano Suparno
Klub sepak bola Eropa berikutnya yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia adalah CF Estrela Amadora SAD, yang berasal dari Portugal. CF Estrela Amadora SAD, atau lebih dikenal sebagai Estrela Amadora, bermain di Primeira Liga 2023/2024, liga kasta tertinggi Portugal. Klub ini berhasil promosi dari Liga Portugal 2 pada musim 2022/2023.
Saat ini, saham Estrela Amadora sebagian dimiliki oleh Pakuan Football Enterprise, sebuah perusahaan sepak bola yang dimiliki oleh Dodi Irwano Suparno dan Jaino Matos. Pakuan membeli saham klub ini pada Mei 2022, sebagai bagian dari ekspansi mereka dalam dunia sepak bola internasional.