Profil Pemilik Orang Tua Group, Taipan Asal Semarang
OT mulai perjalanannya lewat minuman kesehatan tradisional
Fortune Recap
- Orang Tua (OT) Group didirikan pada 1948 dengan produk minuman kesehatan tradisional dan berkembang pesat hingga kini.
- Pemilik OT Group adalah tiga bersaudara: Hamid Djojonegoro, Husain Djojonegoro, dan Pudjiono Djojonegoro asal Semarang, Jawa Tengah.
- Orang Tua Group memproduksi berbagai macam produk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, minuman, perawatan diri, dan sanitasi serta kebersihan.
Salah satu perusahaan bisnis makanan dan minuman terbesar di Indonesia, Orang Tua (OT) Group telah berdiri sejak 1948 silam lewat produk mimuman kesehatan tradisional. Berawal dari minuman kesehatan tradisional tersebut, OT telah berkembang pesat dan makin modern hingga kini.
Lantas, siapa pemilik OT Group? Berikut profil pemilik, perusahaan, dan kekayaannya yang menarik diketahui. Simak selengkapnya di bawah ini.
Profil Pemilik Orang Tua Group
Pemilik OT Group sekarang adalah tiga bersaudara: Hamid Djojonegoro, Husain Djojonegoro, dan Pudjiono Djojonegoro. Ketiganya merupakan para pengusaha asal Semarang, Jawa Tengah.
Hamid adalah anak dari Chandra Djojonegoro atau Chu Sam Yak, pendiri dari OT Group. Chandra membangun perusahaan berlogo seorang kakek yang berjenggot panjang itu bersama saudara kandungnya, Chu Sok Sam.
Perjalanan bisnis Orang Tua Group
Menukil situs resminya, Orang Tua Group adalah perusahaan barang habis pakai (consumer goods) yang memproduksi berbagai macam produk kebutuhan sehari-hari.
OT memulai perjalanannya di Indonesia lewat produk minuman kesehatan tradisional berupa usaha anggur kemasan di Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada 1948 silam.
Menurut pihak perusahaan, saat itu penerimaan masyarakat terhadap produk minuman kesehatan tradisional dinilai sangat baik dan makin meluas. Oleh karena itu, seusai mempunyai pabrik pertama di Semarang, OT lalu membangun pabrik keduanya di Jakarta.
Masuk ke industri consumer goods
Pada 1984, seiring perkembangan kebutuhan konsumen akan produk sehari-hari, OT memutuskan masuk ke dunia bisnis consumer goods. OT Group berinvestasi pada pembangunan berbagai fasilitas produksi dan unit usaha baru.
Salah satu produk pertama OT Group yang diproduksi adalah pasta dan sikat gigi dengan merek Formula.
Selang satu tahun, OT membentuk holding company dengan nama ADA (Attention, Direction, and Action). Di bawah bendera ADA, mereka mengeklaim bahwa pengembangan usaha, diversifikasi produk, dan peningkatan kapasitas produksi terus menjadi target yang berhasil dijalankan.
Pada tahun itu juga, OT menunjuk PT Arta Boga Cemerlang sebagai distributor tunggal yang dipercaya untuk menangani dan menguasai jalur distribusi produk OT di seluruh Tanah Air.
Gunakan nama Orang Tua
Selanjutnya pada 1995, ADA berganti nama menjadi Orang Tua. Merek Orang Tua yang kaya akan nilai historis tersebut ternyata telah mengakar pada masyarakat Indonesia, sehingga hal ini menjadi satu keuntungan bagi perusahaan mereka.
Setelah berganti nama, bisnis pun diklaim berkembang pesat. Untuk itu, di tahun tersebut juga Orang Tua memutuskan untuk melakukan perubahan logo.
Lebarkan sayap bisnis
Lebih lanjut, pada 2004, logo OT kembali diperbaharui agar lebih mencerminkan OT sebagai perusahaan consumer goods yang dinamis, penuh semangat, berjiwa muda, dan menjadi kebanggaan bagi karyawannya. Bisnis OT juga diklaim makin berkembang dengan penambahan unit usaha dan produk baru,
Contohnya makanan (wafer, biskuit, cokelat, permen, kacang, dan makanan penutup), minuman (teh siap minum dan minuman kesehatan), serta produk perawatan diri (perawatan gigi dan mulut, rambut, dan pisau cukur).
Bisnis OT pun berkembang ke dunia sanitasi dan kebersihan pada 2011 dengan mendirikan PT Casa Verde Indonesia (CVI). Produk-produk PT CVI melayani kebutuhan internal perusahaan (kantor dan pabrik) serta eksternal (hotel, restoran, rumah sakit, dan lain-lain).
Pada 2016, OT melebarkan sayapnya ke bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek Crystalline. Produk tersebut perdana diluncurkan dalam kemasan botol plastik PET. Lini produk Crystalline terus berkembang, dengan mengeluarkan produk kemasan cup dan galon.
Adapun pada 2019, OT masuk pasar susu dengan merek Tango. Dengan menggunakan teknologi aseptic dan UHT, susu Tango tersedia dalam kemasan botol plastik PET dan kemasan kotak (tetra). OT juga telah memiliki dua merek di kategori susu yakni Susu Tango dan Milk-Ido.
Saat pandemi COVID-19 menyerang Indonesia pada 2020, justru hal itu membuka peluang bagi OT. Saat itu, PT CVI memasarkan produk-produk sanitasi dan kebersihannya ke konsumen dengan merek Prima Protect+, yang dimulai dengan produk hand sanitizer cair.
CVI pun terus menambah lini produknya seperti hand sanitizer gel, masker, hand soap, tisu basah (wet wipes) dan sabun kesehatan (bar soap), sehingga CVI makin dikenal luas dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Kekayaan Pemilik Orang Tua Group
Mengutip Forbes, Husain beserta keluarganya mempunyai harta kekayaan sebesar 1,33 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp21,5 triliun. Total kekayaan tersebut menjadikan mereka masuk dalam daftar 50 keluarga terkaya di Indonesia pada 2024.
Demikianlah profil pemilik Orang Tua Group serta perusahaan dan kekayaannya.