Adaro Energy Putuskan Tebar Dividen US$1 Miliar dalam RUPST

Adaro tetapkan laba ditahan US$1,49 miliar.

Adaro Energy Putuskan Tebar Dividen US$1 Miliar dalam RUPST
ilustrasi PT Adaro Indonesia (youtube.com/Adaro Energy Indonesia)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) memutuskan untuk membagikan dividen hingga US$1 miliar, setara dengan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) sebesar 40,11 persen. 

Keputusan tersebut diambil dalam rapat umum pemegang saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Rose Gourmand Deli, The St Regist Jakarta, Kamis (11/5).

Meski demikian, jumlah tersebut termasuk dividen interim US$500 juta yang telah dibagikan pada Januari 2023—atas laba bersih periode sembilan bulan yang berakhir pada 31 September 2022.

Dus, dividen final yang dibagikan ADRO berdasarkan keputusan RUPS mencapai US$500 juta. 

"Sehingga total dividen yang kami bagikan untuk tahun buku 2022 berjumlah US$1 miliar," ujar Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam keterangan usai RUPST tersebut. 

Dengan jumlah lembar saham yang beredar 31,98 miliar, serta asumsi kurs Rp14.700 per dolar AS, total dividen per saham ADRO mencapai Rp229,8 per lembar.

Laba ditahan

Sepanjang 2022, perusahaan tersebut membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$2,49 miliar atau lebih dari Rp38 triliun.

Keuntungan itu naik 167,07 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$933,49 juta. Raihan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan 102,93 persen menjadi US$8,1 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang US$3,99 miliar

Sisa laba bersih usai pembagian dividen mencapai US$1,49 miliar, dan ditetapkan sebagai laba ditahan.

Dia mengatakan pembagian dividen merupakan bentuk pengembalian (return) kepada pemegang saham yang selama ini memberikan dukungan penuh kepada perusahaan.

Keputusan untuk tidak membagikan seluruh dividen, menurutnya, merupakan bagian dari upaya menjaga keberlanjutan perusahaan ke depan. Sebab lini bisnis inti perusahaan, yakni batu bara, memiliki sumber daya terbatas dan perlu strategi untuk meningkatkan rasio pendapatan dari unit bisnis lain.

"Istilah saya, ya kita nabung. Kita enggak bagiin semua, karena memang kita mempunyai kepentingan pemegang saham untuk Adaro ini bisa exist," katanya. "Kita mesti bersyukur dengan kondisi keuangan Adaro yang mumpuni. Kita bisa memikirkan sustainability Adaro ke depannya."

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya