Orlando, FORTUNE – Sebagai holding yang membawahi puluhan perusahaan pelat merah di berbagai sektor, fungsi koordinasi bisa menjadi tugas rumit. Darussalam Assets melakukannya dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
“Kami mengadopsi kecerdasan buatan bukan sekadar untuk otomasi, melainkan untuk membangun budaya inovasi dan keunggulan di setiap sektor industri di mana kami beroperasi,” kata Apurv Sharma, Senior Manager, Group Information Systems, Darussalam Assets di sela acara SAP Sapphire di Orlando, Amerika Serikat, Selasa (5/6).
Ia menjelaskan, saat ini ada lebih dari 30 perusahaan di dalam portofolio Darussalam Assets. Perusahaan-perusahaan itu bergerak di 14 sektor industri, termasuk telekomunikasi, pertanian, kesehatan, pendidikan, hingga energi.
Darussalam Assets mengadopsi SAP S/4HANA sejak 2016, saat perangkat lunak perencana sumber daya perusahaan dengan kecerdasan buatan itu baru diluncurkan. “Mengelola puluhan perusahaan di berbagai sektor yang berbeda bisa jadi sangat rumit karena proses produksi hingga operasionalnya berbeda-beda, karena itu kami mengadopsi teknologi ini,” kata Apurv.
Puas dengan hasilnya, Darussalam Assets yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan mengadopsi solusi kecerdasan buatan dalam mengolah laporan keuangan. Terbaru, SAP Business AI diterapkan secara lebih menyeluruh, termasuk dalam pengelolaan rantai pasok hingga sumber daya manusia.
Pengelolaan talenta
Di seluruh ekosistem Darussalam Assets, operasional perusahaan-perusahaan anggota Darussalam Assets melibatkan lebih dari 9.000 karyawan. Dan Apurv menyebut aplikasi tata kelola sumber daya manusia SAP SuccessFactors telah banyak membantunya, bahkan sejak tahap perekrutan.
Apurv menjelaskan bahwa pada perusahaan berskala besar, perihal merekrut karyawan bisa menjadi tantangan tersendiri. Bahkan untuk menulis job description diperlukan banyak konsultasi; dari kemampuan teknis yang dibutuhkan di dalam tim, diajukan ke bagian human resource, hingga mendapat lampu hijau dari tim komunikasi. Itu semua bisa memakan waktu beberapa hari sebelum lowongan kerja dipublikasikan. Kini, dengan bantuan kecerdasan buatan, semua proses itu bisa dipangkas menjadi beberapa menit saja.
Tak hanya itu, kecerdasan buatan juga bisa secara otomatis menyortir curriculum vitae (CV). Dari dibuan pelamar yang masuk, bagian human resource bisa mendapatkan daftar kandidat yang sesuai untuk diwawancara. Pertanyaan yang sesuai kompetensi pun bisa dibuat secara otomatis.
Menurut Apurv, sistem perekrutan yang tersentralisasi tersebut kini sudah mencakup 28 perusahaan di bawah Darussalam Asset. “Semua proses yang secara tradisional memerlukan waktu 3-4 bulan kini bisa dilakukan dalam 4 pekan,” ujarnya.
President and Managing Director, SAP Southeast Asia, Verena Siow, menyatakan bahwa Darussalam Assets merupakan salah satu Perusahaan pertama yang mengadopsi Solusi kecerdasan buatan dari SAP. “SAP Business AI berfokus untuk memberikan pelanggan kami teknologi yang paling relevan, andal, dan bertanggung jawab – yang dibangun untuk bisnis. Dan kerja sama kami dengan Darussalam Assets menunjukkan manfaat bisnis nyata yang dapat diberikan oleh teknologi ini,” ujarnya.