Jakarta, FORTUNE - Laporan TikTok bertajuk ‘Shoppertainment 2024: The Future of Consumer & Commerce here in APAC’ mengungkapkan fenomena Konten mempengaruhi sebuah penjualan di E-commerce. Dari segi konten, konsumen di Indonesia lebih menyukai konten video yang memiliki tingkat relevansi dan autentik yang tinggi dengan kehidupan mereka atau relatable realism.
Dalam laporan tersebut terungkap bahwa video yang memperlihatkan kualitas produk secara nyata justru lebih disenangi oleh konsumen. Inilah yang membuat format live shopping menjadi populer karena memberikan akses kepada konsumen untuk melihat produk sepenuhnya seperti melihatnya secara langsung.
"Perkembangan teknologi dan kondisi ekonomi yang dinamis terus mempengaruhi perilaku konsumen dalam berbelanja. Di Indonesia, konsumen lebih memilih untuk mengikuti intuisi mereka dengan mencari konten yang informatif, menghibur, dan ragam konten dari komunitas yang diikuti sebelum membeli produk,” kata Head of Business Marketing TikTok Indonesia, Sitaresti Astarini saat ditemui di daerah Menteng, Jakarta, Selasa (30/1).
93% konsumen RI cari platform belanja berbasis konten
Dalam riset tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar konsumen di Indonesia atau 93 persen mencari platform belanja yang berbasis konten dalam 1-2 tahun ke depan. Dengan konten, para konsumen bisa menemukan, mempertimbangkan, dan membeli produk di satu platform.
Konten video di platform seperti TikTok pun menjadi cara bagi konsumen ini untuk mencari produk secara rutin, di mana 2,5 kali lebih banyak orang yang memanfaatkan platform video, dibandingkan menemukan produk lewat mesin pencarian tradisional.
Sejalan dengan temuan ini, sebanyak 77 persen konsumen di Indonesia juga secara rutin mencari produk di platform sosial dan hiburan online. Tidak hanya konten video, konsumen Indonesia juga 1.4 kali lebih mungkin untuk berpartisipasi di live shopping baik di TV ataupun online, dibandingkan konsumen lainnya di Asia Pasifik.
“Selain itu, mereka juga lebih suka mencari produk di platform sosial dan hiburan. Oleh karena itu, hal ini menjadi kesempatan untuk brand memanfaatkan Shoppertainment, kegiatan perdagangan berbasis konten interaktif yang menghibur dan dapat berkolaborasi dengan kreator serta komunitas untuk terus berinteraksi dengan konsumennya," pungkas Sitaresti.