TikTok Akan Gandeng LVMH Berantas Produk Palsu
Peredaran barang palsu bermerek di TikTok tak terbendung.
Jakarta, FORTUNE - TikTok, sebagai salah satu platform media sosial paling populer dengan ratusan juta pengguna di AS dan Eropa, menjadi sorotan karena dinilai menjadi sarang penjualan barang palsu bermerek dengan harga lebih murah. Bloomberg melaporkan, untuk mengatasi masalah ini induk perusahaan TikTok, ByteDance, berencana untuk bekerja sama dengan konglomerat mewah Prancis, LVMH.
Meskipun aplikasi Tiongkok ini masih tergolong baru dalam ranah e-commerce, laporan media menyebutkan bahwa upaya ada upaya penghentian e-commerce TikTok pada tahun 2022 karena kesulitan dalam menarik pelanggan. Namun, TikTok Shop secara resmi diluncurkan di AS pada bulan September, setelah melakukan uji coba berbelanja di beberapa pasar sejak tahun 2021.
Melansir Fortune.com pada Jumat (12/1), TikTok Shop dihantui oleh produk berkualitas rendah dan tiruan, bahkan setelah mereka berhasil menarik merek-merek besar seperti Revolve dan L'Oréal. Kerja sama potensial dengan LVMH. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan citra TikTok sebagai platform e-commerce yang menawarkan produk berkualitas tinggi.
Tren produk-produk bermerek yang murah dan terlihat bagus telah meningkat seiring dengan krisis biaya hidup dan inflasi yang tinggi yang menjadikan merek-merek asli menjadi kurang terjangkau. Hal ini terutama berlaku bagi generasi muda pembeli, yang tidak keberatan memiliki barang palsu, menurut Financial Times .
Sejumlah manuver juga dilakukan TikTok untuk memuluskan bisnis. Salah satunya, menginvestasikan US$1,5 miliar untuk memperluas kehadirannya di Indonesia melalui kolaborasi dengan Tokopedia. Langkah ini dilakukan setelah operasional TikTok Shop di Indonesia ditutup pada Rabu, 4 Oktober 2023.
Memperbaiki citra TikTok Shop
Produk palsu masih merajalela di TikTok Shop meskipun aturan resmi menyatakan tidak mengizinkan penjualan barang palsu. Sementara itu, Fortune melaporkan bahwa LVMH juga telah bermitra dengan sejumlah perusahaan sebelumnya untuk melawan penjualan barang palsu.
Pada tahun 2014, LVMH menjalin kemitraan dengan Google untuk mengatasi masalah barang palsu, sementara Bloomberg melaporkan bahwa mereka juga memiliki kesepakatan dengan Alibaba untuk menanggulangi penipuan di pasar online-nya, Tmall.
Toto Haba dari Benefit Cosmetics, merek kecantikan milik LVMH yang berpartisipasi dalam TikTok Shop, menyatakan bahwa tujuan kolaborasi ini adalah untuk menciptakan "pengalaman berbelanja yang lebih baik."
Detail rencana kerja sama antara TikTok dan LVMH untuk memberantas produk palsu masih belum diumumkan, dan hingga saat ini, tidak ada tanggapan langsung dari perusahaan. Rumah mode Prancis ini sebelumnya mengalami permasalahan serupa di eBay beberapa tahun lalu, yang akhirnya diselesaikan pada tahun 2014 melalui penyelesaian perselisihan hukum antara keduanya.
Sejatinya persoalan penjualan barang palsu sudah lama bergulir. Tak hanya TikTok, situs media sosial lainnya termasuk Facebook dan Instagram juga menghadapi tantangan dalam melawan pertumbuhan pasar barang palsu dari label mewah seperti Gucci, Louis Vuitton, dan Prada.