Intip Profil dan Portofolio Schroders Indonesia

Schroders disebut akan jual unit bisnis Indonesia.

Intip Profil dan Portofolio Schroders Indonesia
Jajaran eksekutif Schroders Indonesia dalam media briefing bertajuk “Market Outlook” 2023 di Jakarta, Rabu (18/1).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Schroders Indonesia dilaporkan berencana melepas unit Bisnis di Indonesia, setelah berkiprah lebih dari tiga dekade. Bagaimana rekam jejak dan profil Schroders Indonesia?

Manajer investasi yang juga bagian dari Scroders Plc. itu mulai hadir di Indonesia pada 1991 dengan nama PT Schroder Investment Management Indonesia. Mayoritas sahamnya adalah milik Grup Schroders yang bermarkas di Inggris, sebuah lembaga finansial di sektor manajemen investasi yang sudah ada sejak 1926. 

Dikutip dari situs web Schroders, per 30 Juni 2024, Schroders telah mengelola dana sebesar 773,7 miliar pound sterling. Manajer investasi itu sudah tersedia di 38 lokasi secara global.

Seiring dengan berjalannya waktu, Schroders Indonesia telah mengelola dana secara aktif. Per Juni 2024, Schroders Indonesia telah mengelola dana senilai Rp63,19 triliun untuk klien ritel ataupun institusi, seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, dan lembaga sosial.  

Produk reksa dana milik Schroders Indonesia, Schroder 90 Plus Equity Fund, didominasi oleh daftar saham blue chip, dari perbankan hingga perusahaan consumer. Sebut saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Adapun, berikut ini perincian dan persentase aset dengan bobot terbesar dalam portofolio Schroders Indonesia, dilansir dari situs web resmi Schoders:

  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dengan bobot 9,58 persen.
  • BBCA, dengan bobot 9,51 persen.
  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dengan bobot 6,93 persen.
  • PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dengan bobot 6,69 persen.
  • PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MYOR), dengan bobot 4,75 persen.
  • ICBP, dengan bobot 4,19 persen.
  • PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dengan bobot 3,62 persen.
  • PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dengan bobot 3,52 persen.
  •  PT Indosat Tbk (ISAT), dengan bobot 3,38 persen.
  • PT Astra International Tbk (ASII), dengan bobot 3,14 persen.

Dari segi komposisi aset per tanggal laporan, reksa dana saham mendominasi dengan besaran 90,88 persen; sedangkan pasar uang hanya 9,12 persen.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya
Cara Menghitung Dana Pensiun Karyawan Swasta, Ini Simulasinya
Konsekuensi Denda Jika Telat Bayar Cicilan KPR, Bisa Disita
Investor Asing Hengkang dari Pasar Obligasi Asia pada Desember 2024
Cara Mengurus Sertifikat Tanah Hilang, Biaya, dan Prosedurnya