BUSINESS

3 Cara Mengukur Risiko Bisnis

Bisa mencakup risiko keuangan, operasional, sampai regulasi.

3 Cara Mengukur Risiko BisnisIlustrasi risiko bisnis. (Pixabay/Oleksandr Pidvalnyi)
23 July 2024

Jakarta, FORTUNE – Setiap bisnis pasti memiliki risiko yang harus diperhitungkan. Hal ini pula yang harus bisa diantisipasi pemilik bisnis dan menyiapkan strategi agar risiko tersebut bisa diatasi.

Terdapat beberapa risiko dalam bisnis, seperti risiko keuangan, risiko ekonomi, risiko operasional, risiko reputasi, risiko penipuan, dan risiko kepatuhan atau regulasi.

Potensi risiko yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dapat dianalisis dengan beberapa cara, seperti Earnings at Risk (EAR), Value at Risk (VAR), dan Economic Value of Equity (EVE).

Ketiga hal ini merupakan beberapa metode umum yang digunakan untuk menilai potensi perubahan nilai dalam jangka waktu tertentu. Melansir Investopedia, berikut ini ulasan mengenai ketiga metode untuk mengukur Risiko Bisnis.

Earnings at Risk (EAR)

Metode ini berkaitan dengan jumlah perubahan pendapatan bersih akibat perubahan suku bunga dalam periode waktu tertentu. EAR membantu investor dan profesional risiko untuk memahami dampak yang dapat ditimbulkan oleh perubahan suku bunga terhadap posisi keuangan dan arus kas sebuah perusahaan.

Perhitungan EAR mencakup item-item neraca yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan menghasilkan arus kas pendapatan atau biaya.

Misalnya, sebuah bank mungkin memiliki keyakinan sebesar 95 persen bahwa deviasi dari pendapatan yang diharapkan akibat perubahan suku bunga tidak akan melebihi jumlah tertentu dalam periode tertentu.

Value at Risk (VAR)

VAR mengukur perubahan nilai keseluruhan dalam periode tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu. VAR mengukur risiko keuangan yang terkait dengan nilai total perusahaan, yang jauh lebih luas daripada risiko suku bunga terhadap arus kasnya.

Sementara model value at risk mengukur jumlah kerugian potensial maksimum dalam periode tertentu.

Sebagai contoh, seorang manajer risiko menentukan bahwa sebuah perusahaan memiliki value at risk satu tahun sebesar 5 persen dari US$10 juta. Nilai ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan 5 persen bahwa perusahaan dapat kehilangan lebih dari US$10 juta dalam satu tahun. Dengan interval keyakinan 95 persen, kerugian maksimum tidak boleh melebihi US$10 juta dalam setahun.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.