JHL Group Ingin Cetak 1.000 Sarjana Pertanian Dalam 5 Tahun
Mendukung program swasembada pangan pemerintah.
Jakarta, FORTUNE – JHL Group melalui Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YPMK) menargetkan 1.000 Sarjana Pertanian dan peternakan dalam lima tahun ke depan, guna mendukung bisnis berkelanjutan dan cita-cita swasembada pangan.
Ketua Dewan Pembina YMPK, Jerry Hermawan Lo, mengatakan bahwa yayasan menggandeng sejumlah resto, hotel, dan jaringan supermarket besar untuk mendukung program unggulan ini.
"Kerja sama dengan para tenant ini sangat diperlukan agar sayuran segar yang dihasilkan para petani bisa terserap. Dengan begitu, simbiosis mutualisme antara penyedia dan pembeli sayuran pasca panen dapat terjamin,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Fortune Indonesia, Selasa (24/9).
Dalam kerja sama ini, para tenant akan membeli sayuran segar hasil budidaya para petani binaan YMPK, sehingga hasil penjualan tersebut bisa membiayai program penciptaan 1.000 orang sarjana pertanian dan peternakan, dalam bentuk beasiswa SMK dan kuliah di tingkat S1 dan S2.
Program ini menurutnya direspons positif oleh para pengusaha bahkan banyak yang menghubungi untuk ikut serta dalam program mencetak 1.000 sarjana pertanian. "Bahkan, beberapa dari mereka ingin lahannya dikelola untuk bisa mendukung program ini,” kata Jerry. “Kepada semua penerima beasiswa, setelah menyelesaikan pendidikan harus memiliki komitmen kuat untuk mengabdikan diri pada sektor pertanian atau peternakan.”
Program pendidikan
Program ini diawali dengan merekrut lulusan SMP untuk masuk ke SMK Pertanian yang dibangun dan dikelola dari kerja sama YMPK dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat. Program ini akan dimulai pada 2025 dengan mencetak 40 pelajar, dan akan terus meluluskan ratusan hingga ribuan siswa yang memiliki kecakapan dalam bertani.
Para siswa SMK Pertanian akan mengenyam pendidikan dengan gratis, termasuk asrama di tengah ladang jagung yang luas. Kemudian, para siswa yang lulus dengan prestasi akan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan jenjang kuliah, dalam kerja sama dengan perguruan tinggi negeri seperti IPB maupun UGM.
Sistem pendidikan di SMK ini akan berkonsep Sekolah Alam yang sekamanya nonformal. Intinya, kata Jerry, para siswa diberi bekal pembelajaran untuk menjadi petani sukses. Siswa akan diajari bercocok tanam dan beternak, ditambah beberapa keterampilan praktis.
"Tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik karya nyata di lapangan,” ujarnya.
5 kebutuhan swasembada pangan
Jerry mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan alam berlimpah dan tanah yang subur, sehingga hal ini harus dimanfaatkan dengan baik. Menurutnya, ada lima hal yang diperlukan agar Indonesia bisa semakin kuat dalam pengelolaan swasembada pangan.
Pertama, sumber daya alam (SDA) Indonesia yang berlimpah. Kedua, pembangunan infrastruktur yang terbilang luar biasa dalam 10 tahun terakhir. ”Dengan dukungan infrastruktur, pengangkutan hasil alam dari desa menuju kota sudah jauh lebih baik,” ujarnya.
Faktor ketiga, penegakan hukum yang sudah berjalan, diikuti sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang bisa diraih lewat program 1.000 sarjana pertanian dan peternakan.
Terakhir, peran serta investor, untuk membantu mengelola lahan-lahan yang ada di berbagai daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat pemanfaatan lahan di bidang pertanian dan perkebunan.
”Ini semua demi Indonesia yang lebih kuat dalam swasembada pangan. Saya sangat mencintai negeri ini,” katanya.