BUSINESS

Pengertian Predatory Pricing, Dampak, dan Contohnya

Praktik penetapan harga tidak sehat

Pengertian Predatory Pricing, Dampak, dan Contohnyailustrasi predatory pricing (unsplash/tamanna rumee)
03 July 2024

Dalam dunia perdagangan, penetapan harga barang atau jasa biasanya memiliki rata-rata harga yang serupa. Namun, tidak jarang ada pedagang yang menurunkan atau menaikan harga guna menarik pembeli. 

Hal tersebut wajar saja terjadi di tengah ketatnya persaingan pasar, tetapi penetapan harga tersebut juga harus ada batasannya agar tidak terjadi praktik Predatory Pricing. Praktik tersebut termasuk ilegal dan tidak dibenarkan untuk dilakukan.

Lantas, apa pengertian predatory pricing dan dampaknya? Berikut ulasan mengenai predatory pricing yang wajib diketahui setiap pengusaha.

Apa itu predatory pricing?

Strategi penetapan harga memang lazim digunakan untuk menjaga kestabilan harga barang atau jasa di pasar. Adanya predatory pricing ini tentunya dapat mempengaruhi hal tersebut.

Dilansir dari Investopedia, predatory pricing adalah praktik bisnis dengan menetapkan harga lebih rendah dari modal guna menyingkirkan pesaing. Aksi tersebut termasuk ilegal karena menciptakan monopoli pasar.  

Artinya, pengertian predatory pricing bisa dipahami sebagai penetapan harga yang bertujuan untuk mendominasi pasar dan melemahkan pesaing.

Selain menurunkan harga barang, aksi ini juga bisa menaikkan harga barang ketika tidak ada pesaing lagi di pasar. Tidak heran, aksi ini kerap dipandang sebagai jual rugi ekstrem yang bisa merusak pasar.

Dampak predatory pricing

Lewat pengertian predatory pricing, Anda mungkin sudah mendapatka gambaran mengenai praktik tersebut. Termasuk strategi yang tidak dibenarkan untuk dilakukan, predatory pricing memiliki sejumlah dampak yang merugikan. 

Adapun beberapa dampak predatory pricing, yaitu sebagai berikut:

1. Monopoli pasar

Dampak utama praktik predatory pricing adalah monopoli pasar. Pesaing yang tidak bisa menjual barang di harga rendah terpaksa bangkrut dan mundur dari pasar. Akibatnya, hanya ada satu penjual yang mendominasi pasar.

Pelaku usaha yang memonopoli pasar bisa saja menaikkan harga produk. Mau tidak mau, konsumen yang ingin membeli produk terkait harus mengeluarkan biaya lebih. 

2. Perang harga

Penurunan harga yang signifikan dari satu pihak juga mendorong pesaing untuk ikut menurunkan harga produk. Perang harga pun tidak terelakkan demi menarik konsumen.

Meskipun menguntungkan di sisi konsumen, aksi ini dapat berpengaruh pada profitabilitas.

3. Pasar kurang kompetitif

Pesaing yang tidak bisa menanggung kerugian dari aksi jual rugi ekstrem ini harus meninggalkan pasar. Dampaknya, persaingan pasar jadi kurang kompetitif dan bisa berdampak pada nilai produk secara keseluruhan karena persaingan melemah.

4. Kurang inovasi 

Akibat tidak adanya pesaing dari monopoli pasar, pengusaha atau pedagang biasanya kurang termotivasi untuk melakukan inovasi. Pada akhirnya, pengembangan produk tidak terjadi yang bisa berdampak pada tingkat pembelian konsumen.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.