BUSINESS

6 Perbedaan Cash Flow dan Profit dalam Keuangan Bisnis

Komponen penting dalam bisnis

6 Perbedaan Cash Flow dan Profit dalam Keuangan Bisnisilustrasi menghitung cash flow dan profit (unsplash/alexander grey)
03 July 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Istilah Cash Flow dan Profit mungkin sudah cukup familier terdengar di kalangan pebisnis. Kedua komponen tersebut biasa digunakan dalam bidang keuangan dan akuntansi.

Meskipun keduanya penting dalam kinerja bisnis dalam bidang keuangan, cash flow dan profit memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan inilah yang penting untuk dipahami oleh pelaku bisnis atau pekerja di bidang bisnis dan sales.

Namun, tidak sedikit yang masih keliru mengenali keduanya. Lantas, apa perbedaan cash flow dan profit? Berikut beberapa perbedaan yang wajib diketahui.

1. Pengertian

Perbedaan cash flow dan profit yang pertama dapat dikenali dari definisi keduanya. 

Cash flow atau arus kas adalah saldo bersih berupa uang tunai yang masuk dan keluar dalam suatu bisnis dalam jangka waktu tertentu. Sederhananya, cash flow merupakan uang yang Anda terima dan keluarkan. 

Biasanya, arus kas dikenali menjadi dua jenis, yaitu arus kas positif yang menunjukkan banyak uang masuk dan arus kas negatif dengan jumlah pengeluaran lebih banyak.

Di sisi lain, profit atau keuntungan adalah jumlah uang yang didapatkan dari hasil penjualan setelah dikurangi semua pengeluaran. Artinya, profit dapat dipahami sebagai laba bersih yang didapatkan dari suatu bisnis. 

Lewat keuntungan tersebut, pemilik usaha dapat menyimpannya atau menginvestasikannya guna mendorong pertumbuhan.

2. Pengukuran keberhasilan

Dari pengertian keduanya, Anda mungkin sudah mendapatkan gambaran mengenai perbedaaan keduanya. Selain pengertian, pengukuran keberhasilannya keduanya juga berbeda.

Cash flow dan profit memang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dan mempengaruhi kestabilan keuangan. Namun, cash flow mengukur kemampuan perusahaan untuk bisa bertahan. Tolok ukur yang digunakan adalah modal yang dimiliki perusahaan untuk tetap berjalan.

Berbeda halnya dengan profit, aspek tersebut mengukur keberlanjutan perusahaan dalam pengukuran keberhasilannya. Hal tersebut merujuk pada jumlah keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan.

Perlu dipahami bahwa bisnis yang menghasilkan profit yang besar belum tentu perusahaan tersebut mempunyai cash flow yang positif.

Related Topics