Peter Beck merupakan seorang pengusaha sukses yang cukup dikenal namanya di industri roket. Dikenal sebagai pendiri Rocket Lab, ia aktif berpartisipasi dalam pembuatan dan peluncuran roket.
Menariknya, Peter Beck mendirikan Rocket Lab tanpa gelar sarjana atau tidak pernah lulus kuliah. Meskipun tidak menempuh studi di pendidikan tinggi, ia membuktikan dirinya bisa sukses dan menjadi pemilik dari perusahaan ternama.
Sebenarnya siapa itu Peter Beck? Berikut profil Peter Beck dan awal kisahnya membangun Rocket Lab yang menarik untuk diketahui.
Profil Peter Beck
Lahir di Selandia Baru, Peter Beck sudah lama menunjukkan ketertarikannya pada roket. Sejak masih remaja, Peter banyak menghabiskan waktu dengan meluncurkan roket air.
Ketertarikan tersebut membawa Peter untuk ikut ambil bagian di industri antariksa, terutama pada bidang peluncuran roket angkasa. Hal tersebut diwujudkannya dengan mendirikan Rocket Lab pada tahun 2006.
Uniknya, ia bukanlah tamatan bangku kuliah atau memiliki koneksi di industri antariksa. Meskipun begitu, Peter memiliki tekad untuk bisa membantu orang untuk pergi ke luar angkasa.
Kini, inovasinya dalam pengembangan roket satelit dan wahana antariksa canggih sangat dihargai di industri ini. Bahkan, Rocket Lab tumbuh menjadi perusahaan ternama.
Awal kariernya
Sebelum membangun Rocket Lab, Peter Beck memulai kariernya sebagai pemagang sebagai teknisi di perusahaan Fisher & Paykel pada tahun 1993. Ia juga pernah bekerja di bidang desain mesin produksi serta desain dan analisis produk.
Pada tahun 2003, Peter berkarier di lembaga penelitian milik pemerintah. Ia bertugas dalam pengembangan struktur dan material komposit canggih untuk perancangan aplikasi dengan kinerja tinggi.
Saat bekerja di instansi pemerintah, Peter pernah memimpin beberapa proyek untuk mengoptimalkan teknologi, termasuk turbin angin dan superkonduktor.
Rocket Lab tumbuh jadi perusahaan bergengsi
Rocket Lab didirikan Peter Beck di tahun 2006. Kala itu, pendiriannya termasuk keputusan yang berisiko mengingat ia tidak memiliki banyak pengalaman di bidang antariksa. Bahkan, peluncuran roket pertamanya sempat mengalami kegagalan.
Namun, ia tidak putus asa dan tetap berinovasi dalam peluncuran roket. Pada tahun 2013, Peter Beck menjabat di dewan direksi dan CEO Rocket Lab.
Di bawah kepemimpinannya, Rocket Lab menjadi organisasi global dalam pengembangan dan peluncuran roket, satelit, dan wahana antariksa berteknologi tinggi.
Sejak tahun 2013, ia terlibat langsung dalam memimpin pengembangan wahana peluncur Electron untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan peluncuran roket skala kecil.
Peter Beck juga memelopori teknik manufaktur kedirgantaraan canggih untuk Electron, termasuk mesin roket cetak 3D, mesin roket bertenaga pompa listrik, dan tangki bahan bakar komposit karbon penuh.
Baru-baru ini, Rocket Lab telah berhasil membukukan pertumbuhan sekitar 55 persen year to year (YoY) menjadi 105 juta dolar AS pada Q3.
Dari inovasi yang telah dikembangkannya, Peter sempat memperoleh berbagai penghargaan. Sejumlah penghargaan yang pernah diraihnya, yaitu medali emas dari Royal Aeronautical Society, medali berjasa dari Divisi Selandia Baru Royal Aeronautical Society, dan lain sebagainya.
Lewat dedikasi dan kerja kerasnya, Peter Beck jadi salah satu pengusaha yang berpengaruh di sektor produsen kedintaraan dan penyedia layanan peluncuran.
Profil Peter Beck yang memulai usahanya tanpa gelar sarjana membuktikan dirinya bisa sukses dan bisa dijadikan inspirasi.