5 Strategi Dorong Kinerja Karyawan Ala Perusahaan Global
Salesforce, EY, dan Microsoft berbagi kunci membina SDM.
Jakarta, FORTUNE - Manajer SDM memiliki berbagai tanggung jawab, mulai dari penggajian hingga upaya kesejahteraan dan inklusi. Namun, salah satu tugas yang sering dihadapi adalah mendorong karyawan yang kinerjanya tidak memenuhi harapan.
Ada berbagai alasan mengapa karyawan mungkin tidak memenuhi ekspektasi di tempat kerja. Selain tantangan manajemen yang selalu ada, generasi pekerja baru cenderung tidak tertarik pada karier yang menuntut pengorbanan besar. Di samping itu, krisis kesehatan mental yang meningkat turut memperburuk situasi. Demikian dilaporkan Fortune.com.
Laporan terbaru dari Mercer menunjukkan bahwa hampir 82 persen karyawan berisiko mengalami burnout. Semua faktor ini dapat menciptakan krisis tenaga kerja dan menjadi tantangan besar bagi para pemimpin bisnis.
Lalu bagaimana mendorong kinerja karyawan? Beberapa eksekutif SDM dan pakar tempat kerja, termasuk dari Microsoft, Salesforce, Indeed, dan EY berbagi pandangan tentang cara membantu karyawan yang tertinggal agar kembali produktif. Menurut mereka, kunci utama adalah menetapkan ekspektasi yang jelas, terlibat dalam percakapan konsisten, dan beradaptasi ketika diperlukan.
"Kita tidak perlu mencegah kinerja yang kurang baik. Kenyataannya, hal itu bisa terjadi. Faktanya, sering kali kinerja yang kurang sesuuai menjadi pemicu pertumbuhan dan pembelajaran individu," ujar Ginnie Carlier, Wakil Ketua Talenta untuk EY Amerika.
5 kunci utama mendorong kinerja
1. Menetapkan ekspektasi yang jelas
Langkah pertama dalam mendorong karyawan yang berkinerja kurang baik adalah mengomunikasikan standar dan tujuan dengan jelas. Dan Kaplan, mitra klien senior dari Korn Ferry’s CHRO Practice, menyarankan untuk "menetapkan ekspektasi, menunjukkan apa yang kurang, dan mengarahkan di mana mereka dapat memperbaiki diri."
Fiona Harewood dari Nordic Global menambahkan bahwa atasan sering kali tidak memberikan panduan yang jelas, sehingga karyawan tidak tahu apa yang diharapkan dari mereka. Ini dapat membuat mereka gagal memenuhi metrik yang ditetapkan.
2. Menciptakan peluang pertumbuhan karier
Menangani karyawan yang berkinerja kurang baik bukan hanya soal kritik, tetapi juga memberikan peluang untuk pertumbuhan. Gabrielle Davis dari Indeed menyarankan agar manajer mempromosikan kesempatan pengembangan karier untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesuksesan karyawan.
Menurut Lori Castillo Martinez dari Salesforce, menetapkan jalur karier yang jelas dapat meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, serta meningkatkan keterlibatan dan loyalitas mereka.
3. Konsistensi adalah kunci
Tanya E. Moore, Kepala SDM di West Monroe, menekankan pentingnya umpan balik yang konsisten dan menjadikan interaksi sehari-hari sebagai bagian dari proses peningkatan kinerja.
Menurut Janeen Speer dari Benevity, percakapan pertama sangat penting dalam menetapkan alur untuk penanganan selanjutnya. Diskusi yang berkelanjutan membantu manajer memahami akar masalah dan menyusun rencana perbaikan yang tepat.
4. Mempertimbangkan peran yang lebih cocok
Terkadang, kinerja karyawan dipengaruhi faktor ketidakcocokan dengan peran mereka saat ini. Ginnie Carlier dari EY merekomendasikan untuk membantu mereka menemukan posisi yang lebih sesuai, daripada memecat mereka.
“Tidak semua orang tepat untuk setiap peran. Dalam kasus seperti ini, dialog yang baik bisa membantu mereka menemukan posisi yang lebih cocok, baik di dalam maupun di luar perusahaan,” katanya.
5. Pentingnya empati dalam kepemimpinan
Terakhir, para pemimpin diingatkan untuk memimpin dengan empati. Denis Hickey dari Wellhub menekankan bahwa memahami situasi pribadi karyawan yang mungkin mempengaruhi kinerja mereka adalah kunci untuk menyusun rencana perbaikan yang efektif.
Nick Hedderman dari Microsoft UK menambahkan bahwa menemukan keseimbangan antara kejujuran yang konstruktif dan empati sangat penting untuk membantu karyawan meningkatkan kinerjanya.
Dalam menghadapi tantangan ini, pemimpin yang bijak akan selalu mempertimbangkan aspek manusiawi di balik setiap masalah kinerja, demi menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan produktif.