Strategi Bisnis MLM Menghadapi Gempuran Bisnis E-commerce
Kecepatan dalam mengadopsi teknologi dan e-commerce.
Jakarta, FORTUNE - Di tengah pesatnya pertumbuhan bisnis E-commerce, bisnis multi-level marketing (MLM) menghadapi tantangan besar dari maraknya e-commerce yang menawarkan kemudahan dan aksesibilitas bagi konsumen. Dengan model bisnis berbasis jaringan dan penjualan langsung, perusahaan MLM kini harus berinovasi untuk tetap relevan di tengah persaingan ketat dari platform belanja online yang mendominasi pasar.
Beberapa tahun terakhir e-commerce telah mengubah cara konsumen berbelanja dengan menyediakan beragam produk, harga yang kompetitif, serta kemudahan transaksi digital.
"Berbeda dengan bisnis MLM yang sering kali mengandalkan interaksi tatap muka dan hubungan personal mulai merasakan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan pola belanja modern yang serba cepat dan praktis," ujar Pusphalatha Balan, Chief Regional Officer QNET, salah satu perusahaan MLM global yang berbasis di Kuala Lumpur, saat menerima kunjungan delegasi Kementerian Perdagangan RI dan Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI), akhir November lalu.
Ketua Umum AP2LI, Andrew Susanto, mengakui bahwa perkembangan bisnis penjualan langsung di Malaysia masih lebih unggul dibanding Indonesia. Keunggulan ini terlihat dari jumlah perusahaan yang lebih banyak serta nilai omzet yang lebih besar.
“Mungkin hal ini disebabkan oleh kecepatan mereka dalam mengadopsi teknologi dan e-commerce,” kata Andrew saat mengunjungi kantor pusat QNET di Kuala Lumpur. Dalam kunjungan tersebut, hadir pula perwakilan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia serta atase perdagangan Indonesia di Malaysia.
Adaptasi teknologi jadi kunci
Pemanfaatan teknologi digital, diversifikasi produk, hingga pendekatan yang lebih fleksibel terhadap pelanggan adalah beberapa langkah yang mulai diadopsi oleh para pelaku industri MLM untuk menghadapi era baru ini. Dalam kunjungan itu, Pusphalatha juga membagikan strategi bisnis QNET mengahadapi bisnis e-commerce.
Menurutnya, salah satu faktor kesuksesan QNET adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, khususnya e-commerce.
"Sejak lebih dari 25 tahun lalu, QNET sudah memanfaatkan teknologi perdagangan elektronik sebagai bagian dari operasional bisnisnya," ujarnya.
Untuk tetap kompetitif, perusahaan MLM harus mulai memanfaatkan platform e-commerce sebagai salah satu kanal distribusi. Integrasi ini memungkinkan distributor MLM untuk memperluas jangkauan pasar tanpa harus sepenuhnya meninggalkan model bisnis berbasis jaringan.
Melalui toko online atau marketplace, produk-produk MLM dapat diakses oleh konsumen dengan lebih mudah, sementara distributor tetap berperan dalam memberikan layanan pelanggan yang personal. Ia juga menambahkan, dengan strategi tersebut QNET terus berkembang hingga saat ini dengan kehadiran di lebih dari 100 negara.
"Kami menerapkan e-commerce secara global sebagai cara para member untuk melakukan transaksi, sehingga kendala waktu dan ruang dapat dipecahkan. Dan tentu saja keamanan dan kenyamanan bertransaksi menjadi pertimbangan yang utama juga," ujarnya.