Unilever Pilih Amsterdam untuk Pencatatan Utama Bisnis Es Krim
Bagian dari restrukturisasi besar Unilever.
![Unilever Pilih Amsterdam untuk Pencatatan Utama Bisnis Es Krim](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fimage.fortuneidn.com%2Fpost%2F20250213%2F20250212-113805-77f12c3dfcc7ed31b914b58f3ba8fcea-1cb69b1434bcc88ba38aae1ca18446d6.jpg%3Fwidth%3D990%26height%3D660%26format%3Davif&w=2048&q=75)
Jakarta, FORTUNE - Unilever mengumumkan bahwa bisnis es krimnya akan memiliki pencatatan utama di Amsterdam setelah pemisahan yang dijadwalkan tahun ini. Keputusan ini menjadi pukulan bagi London, yang sebelumnya menjadi lokasi utama pencatatan perusahaan induk.
Dalam pengumuman pada Kamis (13/2), Unilever menyatakan bahwa perusahaan baru tersebut juga akan terdaftar di London dan New York. Namun, pencatatan utamanya tetap berada di Belanda, tempat unit bisnis ini berbasis. Saat ini, Unilever terdaftar di ketiga pasar tersebut dengan pencatatan utama di London.
Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar Unilever, yang diumumkan tahun lalu. Divisi es krim perusahaan mencakup merek-merek ternama seperti Magnum dan Ben & Jerry’s serta menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari €8 miliar.
Sebagai bagian dari transisi ini, Unilever telah menunjuk Jean-François van Boxmeer, ketua Vodafone, sebagai ketua bisnis es krim. Proses pemisahan ini diharapkan rampung pada akhir tahun.
Dalam pernyataan resminya, Unilever menegaskan bahwa keputusan ini dibuat setelah evaluasi menyeluruh terhadap opsi pemisahan yang tersedia. “Keputusan ini diambil setelah tinjauan menyeluruh oleh Dewan Direksi terhadap opsi pemisahan, dengan fokus pada memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham, memastikan keberhasilan bisnis es krim, dan kepastian eksekusi pada akhir 2025,” kata perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Financial Times melaporkan bahwa Unilever mempertimbangkan pencatatan ganda untuk bisnis es krimnya. Nelson Peltz, investor aktivis dan anggota dewan Unilever, diketahui mendorong agar pencatatan dilakukan di AS.
Unilever juga mendapat tekanan untuk mempertahankan pencatatan di pasar asalnya, yakni Inggris dan Belanda. Pada 2020, perusahaan telah memberikan jaminan kepada pemerintah Belanda bahwa pemisahan bisnis di masa depan akan tetap memiliki pencatatan di negara tersebut.
Restrukturisasi besar Unilever
Keputusan ini terjadi di tengah restrukturisasi besar yang sedang berlangsung di bawah kepemimpinan CEO Hein Schumacher, yang telah menjabat selama 18 bulan terakhir. Program efisiensi yang dijalankan Unilever mencakup pemutusan hubungan kerja terhadap 7.500 karyawan serta pemisahan bisnis es krim.
Pada November lalu, Schumacher menyatakan rencana Unilever untuk menjual merek-merek makanan kecil dan berkinerja buruk dengan total pendapatan sekitar £1 miliar. Beberapa merek yang berpotensi dijual termasuk Vegetarian Butcher, Pot Noodle, Marmite, dan Colman’s.
Pengumuman ini disampaikan bersamaan dengan laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun, pertumbuhan penjualan Unilever tidak mencapai ekspektasi, sementara proyeksi awal tahun ini juga lesu. Saham Unilever turun 6,6 persen pada perdagangan pagi di London setelah pengumuman tersebut.
“Pertumbuhan pasar yang melambat sepanjang 2024 diperkirakan akan tetap lemah pada paruh pertama 2025,” ujar Schumacher, melansir Financial Times.
Penjualan mendasar sepanjang tahun hingga Desember naik 4,2 persen, sedikit di bawah perkiraan 4,3 persen. Sementara itu, total pendapatan meningkat 1,9 persen menjadi €60,8 miliar. Unilever juga mengumumkan program pembelian kembali saham senilai €1,5 miliar.
David Hayes, analis di Jefferies, memperkirakan saham Unilever akan berkinerja buruk akibat prospek yang suram. Ia menambahkan bahwa setiap divisi perusahaan gagal mencapai targetnya pada kuartal keempat tahun lalu. Sementara itu, Cedric Besnard, analis di Citi, menyatakan bahwa proyeksi awal tahun yang lemah dapat meredam antusiasme pasar.