Ikuti Jejak Twitter, Google Hapus Akun yang Tak Digunakan per Desember
Langkah ini untuk mencegah peretasan.
Jakarta, FORTUNE- Alphabet Inc (GOOGL), perusahaan holding dan konglomerasi bentukan Google akan menghapus akun yang tidak digunakan selama dua tahun mulai Desember mendatang. Upaya ini dilakukan untuk mencegah ancaman keamanan termasuk peretasan.
Dilansir dari Reuters, perusahaan mengatakan jika akun Google tidak digunakan atau didaftarkan masuk setidaknya selama dua tahun, hal itu memungkinkan Google menghapus akun dan konten di seluruh Google Workspace, termasuk Gmail, Dokumen, Drive, Meet, dan Kalender, serta YouTube dan Google Foto.
Perubahan kebijakan hanya berlaku untuk Akun Google pribadi dan bukan untuk organisasi seperti sekolah atau bisnis.
Pada 2020, Google mengatakan akan menghapus konten yang disimpan di akun yang tidak aktif, kendati tak menghapus akun itu sendiri. Mulai Selasa (16/5) kemarin, Google mulai mengirimkan beberapa notifikasi ke alamat email akun dan surat pemulihan dari akun yang tidak aktif sebelum dihapus.
Pekan lalu, platform media sosial Twitter Inc juga mengungkapkan akan menghapus akun yang tidak aktif selama beberapa tahun. CEO Twitter, Elon Musk mengumumkan dalam tweetnya menyebut tindakan itu dinilai penting "untuk membebaskan pegangan yang ditinggalkan."
Dalam tweet terpisah, ia mengatakan akun tidak aktif akan diarsipkan. Namun, Musk tidak menjelaskan detail kapan proses itu akan dimulai dan apakah pengguna Twitter masih dapat mengakses akun yang diarsipkan.
Musk juga mengatakan pengguna di platform micro-blogging dapat melihat penurunan jumlah pengikut, karena beberapa akun yang tidak aktif mungkin akan dihapus.
Kebijakan Twitter
Menurut kebijakan Twitter, pengguna harus masuk ke akun mereka setidaknya sekali setiap 30 hari untuk menghindari penghapusan permanen karena tidak aktif dalam waktu lama.
Awal bulan ini, Musk "mengancam" untuk mengalihkan akun Twitter National Public Radio ke perusahaan lain, setelah penyiar publik berhenti memposting konten ke 52 umpan Twitter resminya sebagai protes terhadap label Twitter yang menyiratkan keterlibatan pemerintah dalam konten editorialnya.
Sedangkan bulan lalu, Twitter telah menghapus tanda centang biru yang diverifikasi dari profil ribuan orang, termasuk selebritas, jurnalis, dan politisi terkenal. Musk telah menjadikan verifikasi akun sebagai bagian dari langganan Biru Twitter, sebuah langkah yang menurutnya akan mengatasi masalah akun bot di platform media sosial.