BUSINESS

Gapki: Volume dan Nilai Ekspor Sawit 2025 Diperkirakan Turun

Gapki mengingatkan pemerintah soal ekspor sawit.

Gapki: Volume dan Nilai Ekspor Sawit 2025 Diperkirakan Turunilustrasi perkebunan sawit (dok. Sinar Mas)
20 December 2024

Fortune Recap

  • Konsumsi domestik diperkirakan naik berkat kebijakan biodiesel B40.
  • Penurunan ekspor CPO hingga September 2024, konsumsi domestik mengalami peningkatan.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Bidang Perkebunan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), R. Azis Hidayat, memproyeksikan industri sawit Indonesia pada 2025 akan menghadapi tantangan serius dalam kinerja ekspor. Ia memperkirakan volume dan nilai ekspor mendatang akan menurun dibandingkan dengan 2024.

“Hal ini dipengaruhi oleh masalah dinamika harga minyak sawit mentah (Cpo) yang fluktuatif serta berbagai isu yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah dan pelaku usaha,” kata Azis dalam acara diskusi bertajuk Kupas Tuntas Tata Kelola Sawit Berkelanjutan di Jakarta, Kamis (19/12).

Meskipun kinerja ekspor diproyeksikan melemah, Azis memperkirakan produksi CPO pada 2025 akan mengalami perbaikan dibandingkan tahun ini, didorong oleh faktor cuaca yang lebih bersahabat dan prospek harga yang tetap menarik.

Selain itu, konsumsi domestik juga diperkirakan akan meningkat, salah satunya berkat implementasi kebijakan mandatori Biodiesel B40.

“Konsumsi domestik pada 2025 akan lebih tinggi dibandingkan 2024, didorong oleh kebijakan biodiesel yang memberikan dampak sentimen positif terhadap harga,” ujarnya.

Mengacu pada data Gapki hingga September 2024, produksi CPO tercatat mencapai 38,937 juta ton, atau turun 4,62 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Penurunan ini turut memengaruhi ekspor yang hingga September 2024 mengalami penurunan 16,60 persen secara tahunan.

Total ekspor September 2024 hanya mencapai 1,860 juta ton, turun signifikan sebesar 21,97 persen dibandingkan Agustus. Penurunan paling tajam terjadi pada ekspor CPO ke India, Pakistan, dan Timur Tengah. Namun, peningkatan ekspor terlihat ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Belanda.

Sementara itu, konsumsi domestik justru mencatat peningkatan. Hingga September 2024, total konsumsi mencapai 17,559 juta ton, naik 1,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan terbesar terlihat pada konsumsi biodiesel yang tumbuh 8,08 persen secara tahunan.

Sedangkan untuk nilai ekspor hingga September 2024 mencapai US$19.532 juta atau turun 15,25 persen lebih rendah dari nilai ekspor 2023 sebesar US$23,046 juta.

Dengan realisasi yang telah disebutkan, maka stok CPO hingga akhir September naik menjadi 3,02 juta ton dari 2,45 juta ton pada akhir Agustus 2024.

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.